Banyak dari penumpang yang antusias memesan makanan dan minuman dari layanan train attendant dari prama dan prami yang wira-wiri sembari ramah menawarkan makan sahur.Â
Kami pun tertarik untuk memesan makanan dan minuman hangat. Jadilah kami makan sahur bersama di atas kereta api yang melaju dalam keheningan malam. Sembari berbincang perihal perjuangan kami untuk bisa mudik tahun ini.
Itu sungguh kenangan everlasting yang kelak akan terus kami ingat. Kenangannya lebih haru dari mudik tahun 2017 silam yang juga terjadi di malam Ramadan.
Dan setelah menempuh perjalanan selama 10 jam sekian menit, Alhamdulillah KA Dharmawangsa Ekspres yang membawa kami, tiba di Stasiun Pasar Senen Jakarta sesuai jadwal kedatangan. Tidak terlambat.Â
Ah ya, selama perjalanan, kami juga sempat beberapa kali merasakan toilet yang nyaman dan bersih di kereta. Baik untuk berwudhu, cuci tangan, maupun menunaikan hajat (buang air kecil).Â
Setelah turun dari kereta sembari membawa koper dan oleh-oleh, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Cipondoh. Tidak sabar segera bertemu Eyang Uti, adik ipar dan suaminya, juga dua keponakan.
Terima kasih KAI untuk perjalanan mudik yang aman dan nyaman.Â
Walaupun dalam suasana prihatin, tapi kami masih bisa merasakan mudik yang menyenangkan dan membahagiakan. Salam.
Â
Â