Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengulik Taktik Berani Carrick: Mencadangkan Ronaldo, "Menghidupkan Kembali" Sancho

29 November 2021   07:34 Diperbarui: 29 November 2021   07:40 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadon Sancho tampil 'meledak' bersama Michael Carrick. Sancho mencetak gol saat Manchester United bermain 1-1 di markas Chelsea/The Sun.co.uk

Mendung kelam yang mengiringi Manchester United (MU) dalam beberapa pekan terakhir sepertinya mulai berangsur lenyap.

Dalam sepekan kemarin, MU tampak bisa move on dari episode buruk yang berujung pada pemecatan pelatih Ole Gunnar Solskjaer pada awal pekan lalu.

Michael Carrick yang 'naik kelas' sebagai pelatih sementara, ternyata mampu memberi warna perubahan bagi Tim Setan Merah. Dia seperti ingin menunjukkan bila dirinya punya kemampuan menangani tim.

Memang, sesuai jabatannya sebagai pelatih sementara, Carrick (40 tahun) hanya akan sementara menjadi juru taktik bagi Harry Maguire dan kawan-kawan.

Posisinya akan kembali tergeser bila manajemen MU meresmikan pelatih senior asal Jerman, Ralf Rangnick yang dikabarkan sudah sepakat bergabung. Carrick akan kembali jadi asisten yang tentu tidak punya kewenangan besar.

Toh, dalam masa transisi itu, Carrick mampu meletakkan landasan yang kuat. Sehingga, kelak bila Ralf Rangnick memulai kerja sebagai pelatih permanen, pergantian akan berjalan smooth.

Taktik berani Carrick di markas Chelsea

Ya, kita perlu memberikan apresiasi kepada Carrick.

Sebab, dalam dua pertandingan dirinya menjabat pelatih sementara, dia telah menunjukkan ketegasan, keberanian, dan hasil yang bagus. Padahal, dua pertandingan itu termasuk kelas berat.

Dini hari tadi, sentuhan Carrick bisa membawa Manchester United menahan imbang Chelsea 1-1.

Padahal, laga itu digelar di Stamford Bridge, markas Chelsea. Padahal, Chelsea sedang bagus-bagusnya dan tengah memimpin klasemen Liga Inggris.

Bahkan, MU sempat unggul lebih dulu lewat gol Jadon Sancho usai memaksimalkan kesalahan dari Jorginho di menit ke-50. Lantas, Chelsea menyamakan skor lewat eksekusi penalti Jorginho di menit ke-69.

Nah, yang menarik dari laga melawan Chelsea itu, Carrick yang memainkan skema klasik 4-3-1-2, berani mencadangkan sang superstar, Cristiano Ronaldo.

Di era kepelatihan Solskjaer, Ronaldo (36 tahun) nyaris selalu bermain sebagai starter di pertandingan bertajuk 'big match'.

Dan memang, tidak mudah bagi pelatih mengambil keputusan mencadangkan seorang pemain superstar yang punya pengaruh, branding klub, dan punya sponsor besar. Ronaldo seperti mendapat jaminan posisi starter di setiap pekan. Meski mungkin pelatih ingin melakukan penyegaran strategi.

Tapi, Carrick berani melakukanya.

Saya membayangkan, entah bagaimana cara dan pendekatan Carrick menyampaikan kabar itu ke Ronaldo bahwa dirinya bakal mencadangkannya di laga sepenting ini.

Di Stamford Bridge, tanpa Harry Maguire yang mendapatkan skorsing kartu merah di laga pekan lalu, Carrick memainkan Eric Bailly sebagai tandem Viktor Lindelof di posisi bek tengah.

Di posisi gelandang bertahan, Carrick memainkan Nemanja Matic, Fred, dan Scott McTominay untuk mengimbangi lini tengah Chelsea yang terkenal piawai mendominasi penguasaan bola.

Sementara Bruno Fernandes dimainkan sebagai 'trequartista' di belakang Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang bermain sebagai 'penyerang palsu' yang melebar. Artinya, MU bermain tanpa penyerang tengah.

Dari komposisi starting XI melawan Chelsea itu, Carrick nampak tegas dan berani mengambil keputusan perihal siapa pemain yang dimainkan.

Dia baru memasukkan Ronaldo di menit ke-64 menggantikan Sancho dan Rashford digantikan Jesse Lingard di menit ke-77.

Memang, secara permainan, MU lebih sering tertekan. Chelsea menguasai permainan dengan penguasaan bola sebesar 66 persen. Bahkan, Chelsea mampu menghasilkan 24 shots dengan enam di antaranya tepat sasaran.

Bandingkan dengan MU yang hanya mampu menciptakan tiga peluang dengan dua di antaranya mengarah ke gawang. Tapi, bukankah itu yang dinamakan permainan efektif.

Toh, meski kalah secara permainan, MU tidak kalah dari hasil akhir. Bukankah itu jauh lebih penting?

Raihan satu poin di markas Chelsea ini juga menjadi poin pertama bagi MU di Premier League di bulan November. Sebelumnya, MU dua kali kalah, 0-2 dari Manchester City di Old Trafford (6/11) dan kalah 1-4 dari Watford (20/11). 

Dikutip dari manutd.com, Carrick mengaku kevewa dengan hasil imbang itu. Dia juga marah dengan keputusan penalti untuk Chelsea yang menurutnya tidak seharusnya penalti.

"Tentu saja kami kecewa karena kami seharusnya bisa mendapatkan lebih (menang). Kami datang ke sini untuk menang. Kami sudah punya rencana dengan lebih sering menguasai bola. Karenanya kami kecewa. Tapi, saya juga bangga dengan permainan kami hari ini," ujar Carrick.

Bersama Carrick, Sancho tampil 'meledak'

Salah satu perubahan yang terlihat mencolok dari MU di bawah kendali Michael Carrick sebagai pelatih sementara adalah penampilan Jadon Sancho.

Pemain sayap Timnas Inggris berusia 21 tahun ini akhirnya bisa memperlihatkan potensi hebat yang membuatnya dihargai mahal saat dibeli MU dari Borussia Dortmund.

Gol ke gawang Chelsea dini hari tadi merupakan gol pertama Sancho di Premier League bersama MU.

Tiga hari sebelumnya, Sancho juga mencetak gol perdana di Liga Champions yang menjadi gol perdananya bersama MU saat mengalahkan tuan rumah Villarreal (24/11) yang meloloskan The Red Devils ke babak 16 besar.

Bersama Carrick, Sancho seperti merasakan kehidupan baru yang membuatnya lebih percaya diri. Kehidupan yang tidak dia alami ketika MU masih dilatih Solskjaer.

Maklum, bersama Solskjaer, Sancho lebih sering dimainkan sebagai pemain pengganti di babak kedua. Dia pun belum mampu membuat gol.

Meski, itu bukan melulu kesalahan Solskjaer. Sebab, ketika Sancho diberi kesempatan bermain, dia memang belum mampu tampil sesuai profil dirinya saat bermain bersama Dortmund.

Boleh jadi dia masih beradaptasi. Meski, alasan itu rasanya kurang tepat. Sebab, adaptasi seharusnya hanya dalam tiga-lima pertandingan lalu bisa nyetel dengan tim, bukan dalam 12 pertandingan.

Selain itu, Sancho sudah mengenal gaya sepak bola Inggris dan juga bermain dengan beberapa rekannya di Timnas Inggris seperti Rashford, Luke Shaw, ataupun Maguire.

Penyebabnya nungkin lebih kepada faktor percaya diri. Ketika dia justru bisa 'meledak' bersama Carrick, boleh jadi Sancho memang sudah menemukan orang yang tepat untuk mengembalikan rasa pedenya.

Sebelumnya, Carrick juga memainkan Donny van de Beek sebagai starter saat melawan Villarreal. Gelandang asal Belanda ini juga dimankan beberapa menit saat melawan Chelsea.

Keputusan memberikan minute play lebih kepada van de Beek juga menjadi 'terobosan' bagi Carrick. Di era Solskjaer, mantan peman Ajax Amsterdam ini sangat jarang dimainkan.

Hasil imbang di Stamford Brigde belum membuat MU beranjak dari peringkat 8. Dari 13 pertandingan, MU mengumpulkan 18 poin. Hasil dari lima kemenangan dan tiga kali imbang.

Masih ada 25 pertandingan untuk terus merangsek naik ke atas. Meski mungkin, Chelsea (30 poin), Manchester City (29 poin), dan Liverpool (28 poin) yang berada di posisi big three, mungkin sulit dikejar.

Tapi setidaknya, fans MU bisa berharap Sancho dan kawan-kawannya bisa terus konsisten meraih poin dan kemenangan. Dengan begitu, posisi di klasemen atas bakal datang dengan sendirinya. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun