Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kita yang Sering Salah Kaprah Memaknai Hemat atau Pelit

24 September 2021   10:15 Diperbarui: 24 September 2021   15:33 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hemat pengeluaran | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Sikap pelit bisa merusak pertemanan dan menyengsarakan diri sendiri

Bagi sebagian orang, sikap meminta gratisan ataupun tester itu mungkin dianggap sebagai bagian dari berhemat. 

Seperti maknanya di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hemat berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros.

Orang salah kaprah memaknai berhemat atau pelit. Ada orang yang berpikiran sedang berhemat tapi padahal pelit bukan main. Foto: steemit.com
Orang salah kaprah memaknai berhemat atau pelit. Ada orang yang berpikiran sedang berhemat tapi padahal pelit bukan main. Foto: steemit.com

Namun, bagi sebagian besar orang, sikap seperti itu sebenarnya bukan hemat. Tapi pelit alias medit.

Padahal hanya mengeluarkan duit dalam jumlah relatif nggak banyak. Estimasi harga buku tidak sampai 100 ribu, apalagi kuliner semacam kue atau camilan. Itupun belinya dengan teman sendiri.

Tapi memang, terkadang orang salah kaprah dalam memaknai berhemat atau pelit ini. Hemat dan pelit itu beda tipis. Ada orang yang berpikiran sedang berhemat tapi padahal pelit bukan main.

Mereka tidak mau boros dan ingin berhati-hati dalam membelanjakan uang. Tapi sikap hati-hatinya malah bisa merusak hubungan dengan teman.

Semisal ada seorang kawan yang membuka jasa pembuatan blog. Lantas, kita ingin membuat blog pribadi. Kita meminta jasa teman tapi pengennya gratisan. Atau mau membayar tapi harganya ditawar sampai separoh.

Padahal, idealnya, meminta jasa teman yang sudah kenal baik, seharusnya tidak perlu dinego. Anggap saja itu saling memajukan usaha. Seperti juga dalam hal bila ada teman menulis buku tadi. Sebab, seorang teman baik pastinya memberi harga yang sesuai. Bahkan mungkin sudah diturunkan dari harga aslinya.

Sikap pelit ini tidak hanya bisa merusak pertemanan, tetapi juga bisa menyengsarakan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun