Memberi makan orang yang berpuasa merupakan amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Rasulullah dalam sebuah hadisnya yang diriwayatkan Tirmizi bahwa siapa yang memberi makan orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi bagian dari orang yang diberi.
Sebagai pengejawantahan dari anjuran ini, maka di masyarakat muncul tradisi mengirim hidangan takjil ke masjid untuk dimakan bersama-sama saat waktu berbuka tiba. Aksi ini melibatkan partisipasi para warga di sekitar masjid sebagai pemberi donasi.
Aksi berbagi takjil seperti ini tentu saja bernilai positif dan patut diapresiasi. Yang jelas, perbuatan berbagi takjil akan menjadi ladang pahala bagi yang memberi seperti yang sudah dijelaskan dalam keterangan hadis Nabi diatas. Selain itu, budaya seperti ini juga menunjukkan bagaimana guyub dan rukunnya masyarakat di wilayah tersebut.
Meski demikian, terkadang parbuatan baik seperti ini malah justru menjadi polemik. Hal ini terkait dengan kesalahan sebagian orang dalam memahami konsep dari berbagi makanan seperti yang dianjurkan Nabi ini.
Ada beberapa polemik dan kontroversi di masyarakat yang masih terus terjadi di seputar berbagi takjil di bulan puasa ini.
1. Memahami aksi berbagi takjil sebagai sebuah kewajiban, bukan sekedar anjuran.
Meskipun sangat disarankan, namun pada dasarnya aksi berbagi takjil bukanlah perkara wajib dimana orang yang tidak melakukannya akan mendapat dosa.
Ya, anjuran berbagi takjil sejatinya hanya berlaku bagi orang-orang yang mampu dan mau saja. Sementara bagi yang merasa tidak mampu, tidak usah dipaksakan. Jangan sampai terjadi, perbuatan baik seperti ini malah membuat kehidupan mereka menjadi susah.
Pada kenyataannya aksi mengantar takjil ke masjid kini dianggap sebagai sebuah kewajiban bagi setiap individu tanpa melihat kondisi setiap orang. Celakanya, bagi mereka yang sebenarnya tidak mampu, mereka tetap memaksakan diri seperti dengan berhutang ke sana sini. Ada perasaan bersalah, segan atau tidak enak hati ketika tidak ikut. Walaupun pada akhirnya, mereka akan susah sendiri dengan keputusan mereka ini.
2. Tekanan sosial yang memaksa setiap orang berdonasi