Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

PTM Dimulai, Berkah bagi Penjual Baju Seragam

31 Agustus 2021   16:59 Diperbarui: 3 September 2021   09:50 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dimulainya pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa daerah, menjadi berkah tersendiri bagi penjual baju seragam/Foto pribadi

Kabar bagusnya, semuanya memakai masker.

Ada orang tua yang mengajak anaknya sehingga mudah untuk mencoba baju seragam yang akan dibeli, apakah ukurannya cocok atau tidak.

Malah istri saya membawa meteran untuk mengukur seragam yang akan dibeli. Meteran itu sudah ditandai ukuran baju anak-anak. Dia berpikir, daripada mengajak anak-anak ke tempat ramai, lebih baik membawa meteran saja.

Ya, kami juga termasuk dari para orang tua yang sibuk memilih baju baru itu. Kami berniat membeli baju seragam untuk si sulung yang kini kelas 5 SD dan si bungsu yang kelas 3 SD.

Pasalnya, baju seragam mereka yang lama sudah tidak muat. Sudah kekecilan. Sebab, selama 1,5 tahun bersekolah di rumah, badannya bertumbuh cepat. Makannya banyak.

Untungnya, keduanya tidak malas berolahraga. Pagi saya ajak jogging lalu bermain bulutangkis. Sorenya mereka bermain bola di depan rumah bareng anak-anak tetangga.

Usai bertanya perihal ada tidaknya ukuran seragam yang dicari, mengukurnya, lalu bertanya berapa harganya, kami lalu membeli dua baju seragam plus bawahannya.

Sepintas saya lihat, penjual baju di dalam toko berisi hamparan baju itu tampak sabar meladei pembeli. Sabar meski ada pembeli yang beberapa kali meminta diambilkan baju yang cocok untuk anak-anaknya. Wajah mereka tampak ceria.

Saya yakin, sejak pandemi menyerang, para pedagang sudah menunggu lama momen seperti ini. Momen ketika dagangan mereka laris manis diserbu para orang tua yang membelikan putra-putrinya seragam baru. Karenanya, mereka telaten melayani permintaan para orang tua tersebut.

Pembelajaran Tatap Muka yang mulai dilakukan secara bertahap dan terbatas, menjadi berkah bagi mereka. Itu mungkin jawaban dari doa-doa yang selama ini mereka panjatkan ke langit.

Penjahit baju juga banyak menerima orderan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun