Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Liga Champions Kembali, AC Milan-Liverpool Tergabung di Grup Neraka

27 Agustus 2021   09:41 Diperbarui: 27 Agustus 2021   09:50 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan pengalamannya, Olivier Giroud akan diandalkan AC Milan di Liga Champions 2021/22. Milan berada di grup berat/Foto: AFP/Miguel Medina

Selamat datang Liga Champions 2021/22.

Pertengahan September 2021 nanti, kompetisi yang diperuntukkan bagi tim-tim top Eropa yang telah memegang 'tiket tampil', bakal kembali digelar.

Tadi malam, Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) sudah menggelar tahapan awal. Yakni melakukan pengundian (drawing) babak penyisihan grup di Istanbul, Turki.

Sebanyak 32 tim kontestan Liga Champions 2021/22 sudah mengetahui mereka menempati Grup A hingga Grup H.

Ada yang berada di grup yang panas bak neraka karena tim-tim besar berkumpul dalam satu grup. Ada pula yang berada di grup santai meski mungkin kenyataannya nanti akan sangat berbeda.

Usai drawing, matchday pertama digelar 14/15 September

Inilah beberapa poin penting dari hasil drawing fase grup Liga Champions tadi malam.

Tim super asal Prancis, Paris Saint Germain (PSG) yang musim ini diunggulkan bisa memenangi Liga Champions seiring kehadiran Lionel Messi, ada di grup A.

PSG yang masih memendam mimpi bisa juara Liga Champions, berada satu grup dengan tim Inggris Manchester City, tim Jerman RB Leipzig, dan tim Belgia, Club Brugge.

Yang menarik adalah pertemuan PSG dan Manchester City. Itu bukan hanya ulangan semifinal Liga Champions musim lalu yang dimenangi City, tapi juga soal Messi.

Kita tahu, Messi sempat disebut-sebut akan bermain di City dan bereuni dengan Pep Guardiola. Tapi, skenario itu tidak jadi. Messi memang akan hadir di markas City, tetapi sebagai lawan.

Malah, rumor terbaru, City dikaitkan dengan Cristiano Ronaldo yang dikabarkan bakal hengkang dari Juventus. Bila rumor ini benar, Ronaldo bakal kembali bersua Messi dengan tim barunya masing-masing.

Grup B layak disebut sebagai grup terpanas dari delapan grup yang ada. AC Milan yang kembali di Liga Champions setelah sekian lama 'tidak tahu jalan pulang, berada satu grup dengan Liverpool, Atletico Madrid, dan FC Porto.

Lalu Grup C diisi Sporting Lisbon (Portugal), Borussia Dortmund (Jerman), Ajax Amsterdam (Belanda), dan tim Turki, Besiktas. Persaingan di grup ini bakal berimbang.

Sementara di Grup D, tim pengoleksi gelar terbanyak Piala/Liga Champions, Real Madrid, satu grup dengan juara Italia, Inter Milan. Plus, tim Ukraina, Shakhtar Donetsk dan pendatang baru, Fc Sheriff Tiraspol.

Di Grup E, Bayern Munchen kembali berjumpa Barcelona yang tidak lagi diperkuat Messi. Ini akan membuka kembali luka lama Barcelona ketika dikalahkan Bayern 2-8 di perempat final musim 2019/20. Selain itu juga ada Benfica dan Dinamo Kyiv.

Lalu di Grup F, Manchester United bergabung di grup yang terlihat mudah tetapi bisa mematikan. MU satu grup dengan Villarreal, tim yang mengalahkan mereka di final Europa League musim 2020/21 lalu. Juga ada Atalanta, dan BSC Young Boys dari Swiss.

Di Grup G, juara Ligue 1 Prancis, LOSC Lille tergabung dengan Sevilla, FC Salzburg, dan VFL Wolfsburg. Grup ini identik dengan grup C. Persaingannya terbuka.

Dan di Grup H, juara bertahan, Chelsea berada satu grup dengan Juventus, Zenit (Rusia) dan Malmo FF dari Swedia. Chelsea dan Juve jelas diunggulkan untuk menguasai grup ini. Meski bukan tidak mungkin terjad kejutan.

Utamanya Zenit yang bakal termotivasi lolos ke babak knock out. Sebab, markas mereka, Gazprom Arena di Saint Petersburg diplot sebagai venue final pada 28 Mei 2022 mendatang.

Pertandingan pertama dan kedua (matchday I-II) fase grup Liga Champions akan dimainkan di bulan September. Tepatnya pada 14/15 September dan 28/29 September.

Dua tim yang berada di peringkat 1-2 di akhir penyisihan grup, akan lolos ke babak 16 besar. Dari aturan ini, di beberapa grup sudah bisa diprediksi siapa saja dua tim yang berpeluang besar untuk lolos ke babak gugur.

Milan-Liverpool di grup neraka, bisakah mereka lolos?

Sorotan paling utama tertuju pada Grup B. Ya, dari semua grup hasil undian tersebut, Grup B layak disebut sebagai grup neraka karena menghadirkan persaingan paling panas

Ya, itu grup neraka. Tiga tim yang pernah juara Liga Champions, berkumpul dalam satu grup.

AC Milan juara tujuh kali yang meski lama tidak main di Liga Champions tapi dianggap punya DNA di kompetisi ini. Liverpool yang sudah enam kali juara dan menjadi tim Inggris paling sukses di kompetisi ini.

Lalu ada FC Porto yang merupakan juara dua kali. Porto konsisten tampil di Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, tahun lalu, hanya Porto yang bisa mengalahkan Chelsea di babak gugur meski akhirnya mereka kalah agregat.

Plus Atletico Madrid yang pernah tiga kali jadi finalis LIga Champions (1974, 2014, 2016). Atletico akan tampil dengan status sebagai juara Liga Spanyol musim lalu.

Lalu, bagaimana peluang Liverpool dan AC Milan di grup ini?

Akan sulit memprediksi siapa dua tim yang akan lolos ke babak knock out 16 besar. Kalaupun ada prediksi, itu hanya di atas kertas dan sangat mungkin subyektif.

Banyak orang yang mungkin berharap Liverpool dan AC Milan-lah yang akan lolos dari Grup B ini. Meski, fan Atletico pasti akan menolak kemungkinan itu.

Bila dipetakan, Liverpool punya rekor bagus kala melawan Porto. Setidaknya, di perjumpaan terakhir di babak perempat final musim 2018/19 silam, Liverpool menang 2-0 dan 4-1. Di musim itu, The Reds tampil sebagai juara.

Sementara melawan Atletico, Liverpool pasti ingin membalas kekalahan menyesakkan yang mereka alami di babak 16 besar Liga Champions musim 2019/20.

Kala itu, Liverpool kalah agregat 2-4 di pertandingan terakhir sebelum pandemi mengisolasi sepak bola. Ironisnya, kekalahan itu terjadi di Anfield. Di depan mendukung mereka.

Untuk pertemuan melawan AC Milan, penikmat bola pasti masih mengingat dua kali duel mereka di final Liga Champions edisi tahun 2005 dan 2007.

Masih segar dalam ingatan, Liverpool juara di tahun 20005 ketika mereka membalik ketertinggalan 0-3 di babak kedua lantas menang adu penalti. Tapi, Milan membalas dengan mengalahkan mereka 2-1 di final 2017.

Dengan komposisi tim yang tidak banyak berubah dibandingkan saat juara 2018/19, Liverpool yang dilatih Jurgen Klopp layak diunggulkan untuk lolos ke babak 16 besar.

Nah, yang patut ditunggu penampilannya adalah AC Milan. Setelah delapan tahun tidak tampil di Liga Champions, I'rossonerri justru langsung menghadapi tim-tim kelas berat.

Menarik ditunggu kemampuan lini pertahanan Milan yang dikawal Simon Kjaer, Fikayo Tomori, Alessio Romagnoli ketika menghadapi keganasan trio penyerang Liverpool, Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Robert Firmino, plus Diogo Jota.

Juga ketajaman trio penyerang Atletico Madrid, Luis Suarez, Joao Felix, dan Angel Correa.

Jangan lupakan Porto. Sebagai pelatih, Sergio Conceicao yang dulunya mantan winger, membuat Porto kini bermain cepat. Kecepatan itu yang musim lalu membuat Porto bisa menyingkirkan Juventus di babak 16 besar.

Toh, tantangan berat di Grup B itu pasti bakal memotivasi Milan. Tim Merah Hitam pastinya ingin menunjukkan bahwa merekalah tim Italia yang paling tahu caranya memenangi Liga Champions.

Pelatih Stefano Pioli berharap pemain-pemain berpengalaman yang pernah tampil di Liga Champions, bisa menjadi mentor bagi pemain-pemain muda. Sebut saja Zlatan Ibrahimovic. Juga Olivier Giroud yang musim lalu juara bersama Chelsea.

Menarik ditunggu penampilan Giroud. Utamanya karena dia memakai kostum nomor 9 Milan yang dalam beberapa tahun terakhir sejak Filippo Inzaghi pensiun, pemakainya seolah bernasib sial.

Juga penampilan Brahim Diaz. Musim ini, gelandang serang pinjaman dari Real Madrid ini dipercaya memakai kostum nomor 10. Itu kostum legendaris di Milan.

Diaz (22 tahun) asal Spanyol, tentu ingin mengikuti jejak Ruud Gullit, Dejan Savicevic, dan Manuel Rui Costa sebagai pemilik nomor 10 yang pernah membawa Milan juara di kompetisi ini.

Dalam wawancara dengan Sky Sports, legenda Milan, Franco Baresi menekankan bahwa pemain-pemain Milan sekarang tidak boleh melupakan kejayaan Milan di Liga Champions. Itu diungkapkan Baresi usai mengetahui hasil undian tadi malam.

"Memulai undian dari pot empat membuat kami berada di grup sulit. Atletico selalu sulit dikalahkan. Porto juga lawan berat. Dan semua tahu kualitas Liverpool. Tapi, Milan tidak boleh melupakan sejarah hebat mereka," ujar Baresi.

Baresi yang pernah tiga kali membawa Milan juara Eropa, menyadari Tim Merah Hitam kini dihuni oleh banyak pemain muda. Ada banyak pemain Milan yang belum pernah merasakan tampil di Liga Champions.

Namun, menurutnya itu akan membuat mereka termotivasi untuk meraih hasil bagus. "Terpenting, mereka harus menikmati momen ini," sambung Baresi yang kini berusia 61 tahun.

Ah, jadi tidak sabar untuk segera menjadi saksi matchday pertama penyisihan grup Liga Champions 2021/22. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun