Sementara melawan Atletico, Liverpool pasti ingin membalas kekalahan menyesakkan yang mereka alami di babak 16 besar Liga Champions musim 2019/20.
Kala itu, Liverpool kalah agregat 2-4 di pertandingan terakhir sebelum pandemi mengisolasi sepak bola. Ironisnya, kekalahan itu terjadi di Anfield. Di depan mendukung mereka.
Untuk pertemuan melawan AC Milan, penikmat bola pasti masih mengingat dua kali duel mereka di final Liga Champions edisi tahun 2005 dan 2007.
Masih segar dalam ingatan, Liverpool juara di tahun 20005 ketika mereka membalik ketertinggalan 0-3 di babak kedua lantas menang adu penalti. Tapi, Milan membalas dengan mengalahkan mereka 2-1 di final 2017.
Dengan komposisi tim yang tidak banyak berubah dibandingkan saat juara 2018/19, Liverpool yang dilatih Jurgen Klopp layak diunggulkan untuk lolos ke babak 16 besar.
Nah, yang patut ditunggu penampilannya adalah AC Milan. Setelah delapan tahun tidak tampil di Liga Champions, I'rossonerri justru langsung menghadapi tim-tim kelas berat.
Menarik ditunggu kemampuan lini pertahanan Milan yang dikawal Simon Kjaer, Fikayo Tomori, Alessio Romagnoli ketika menghadapi keganasan trio penyerang Liverpool, Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Robert Firmino, plus Diogo Jota.
Juga ketajaman trio penyerang Atletico Madrid, Luis Suarez, Joao Felix, dan Angel Correa.
Jangan lupakan Porto. Sebagai pelatih, Sergio Conceicao yang dulunya mantan winger, membuat Porto kini bermain cepat. Kecepatan itu yang musim lalu membuat Porto bisa menyingkirkan Juventus di babak 16 besar.
Toh, tantangan berat di Grup B itu pasti bakal memotivasi Milan. Tim Merah Hitam pastinya ingin menunjukkan bahwa merekalah tim Italia yang paling tahu caranya memenangi Liga Champions.
Pelatih Stefano Pioli berharap pemain-pemain berpengalaman yang pernah tampil di Liga Champions, bisa menjadi mentor bagi pemain-pemain muda. Sebut saja Zlatan Ibrahimovic. Juga Olivier Giroud yang musim lalu juara bersama Chelsea.