Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Berdamai dengan Situasi "Bekerja di Bawah Tekanan"

23 Agustus 2021   13:41 Diperbarui: 31 Agustus 2021   16:01 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja di bawah tekanan bisa dirasakan pekerja kantoran dan freelance. Kita perlu menguasai skill untuk berdamai dengan situasi itu/iStockphot

Sikap tetap tenang inilah yang saya coba sampaikan kepada kawan yang bekerja dengan tekanan di bidang percetakan buku tadi.

Bahwa, sebagai pekerja jasa yang melayani pekerjaan by order dari orang lain, bila ada yang 'cerewet' dan menuntut ini itu, hadapi saja. Namanya orang keluar duit, mereka tentu ingin yang terbaik. Maunya cepat dan hasilnya bagus.

Agar tidak merasa tertekan apalagi stres, beri mereka pengertian yang baik. Sebab, mereka mungkin tidak paham bidang pekerjaan yang sampeyan kerjakan. Semisal percetakan buku butuh waktu karena bla bla bla. Bila mengerti, mereka tentu tidak akan terlalu menuntut.

Berani menolak pekerjaan bila tidak masuk akal

Sikap ini juga penting dilakukan bila ingin terhindar dari situasi bekerja di bawah tekanan. Utamanya bagi pekerja jasa yang menerima garapan pekerjaan dari orang lain.

Jangan hanya karena butuh duit, lantas menerima pekerjaan yang tidak masuk akal. Akhirnya malah stres karena merasa tidak bisa menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu.

Atau, jangan hanya karena menerima pekerjaan dari teman sendiri, mau dibayar murah. Padahal, pekerjaan yang dikerjakan itu butuh biaya lebih. Akhirnya hasilnya malah tidak maksimal dan malah berisiko dicaci maki klien.

Semisal kawan saya tadi, bila mendapatkan order cetak buku yang harus selesai tiga hari, dia memilih untuk tidak menerimanya. Meski dia sedang butuh duit. Dia tidak ingin menyusahkan diri.

Sebab, dengan dinamika yang ada, dia tahu tidak mungkin menyelesaikan garapan itu hanya dalam tiga hari. Daripada dirinya sudah menerima duit tapi kemudian pekerjaannya tidak selesai. Kalaupun selesai tapi kualitas hasilnya tidak sesuai harapan.

Dampaknya bisa panjang. Dia bisa kehilangan peluang di lain waktu. Sebab, bisa saja, klien yang kecewa itu lantas bicara sana-sini dan mengabarkan bila pekerjaan kawan saya itu tidak bagus. Niatnya memaksakan menerima order, tapi malah bisa kehilangan banyak order berikutnya.

Ini yang harus dipahami para pekerja jasa agar tidak sembarangan menerima orderan hanya karena butuh duit. Sebab, hasil pekerjaan kita itu branding diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun