Bayangkan, di sektor ganda yang identik saling serang, ada yang hanya mendapat 2 poin. Itu menandakan betapa sempurnanya penampilan Endo/Watanabe di laga itu.
Kenapa bisa tercipta skor sadis ?
Sebenarnya, mengapa kejadian skor-skor sadis tercipta dalam pertandingan penyisihan bulutangkis Olimpade 2020?
Jawabanya karena memang ada perbedaan kualitas antara pemain-pemain top dengan mereka yang namanya jarang terdengar.
Beberapa pemain yang mendapatkan kekalahan dengan skor bumi dan langit di babak penyisihan, memang sangat jarang terdengar kiprahnya di turnamen BWF World Tour.
Semisal pemain dari Maritius, Maldives, Peru, Estonia, Pakistan, hingga Mesir, kita hampir tidak pernah mendengar namanya. Mungkin  kiprah mereka mungkin sebatas di negara mereka.
Lalu, mengapa mereka bisa tampil di Olimpiade?
Ya karena ini Olimpiade, bukan BWF World Tour. Maksudnya, bila di BWF World Tour, jumlah pemain yang tampil memang tidak sembarangan. Dibatasi sesuai ranking BWF.
Ambil contoh turnamen All England. Pemain tunggal yang tampil maksimal hanya 32 pemain. All England tidak memberlakukan babak kualifikasi.
Sementara di Olimpiade 2020 ini, jumlah pemainnya lebih banyak. Sesuai dengan filosofi Olimpiade sebagai event negara-negara sedunia.
Di tunggal putra ada 42 pemain. Di tunggal putri malah ada 43 pemain. Hanya di sektor ganda yang 'rapi' karena hanya diikuti 16 pasangan sehingga mereka yang lolos dari fase grup langsung tampil di perempat final.