Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ronaldo Masa Lalu, Ronaldo Masa Kini, dan Sebuah "Cermin Sukses"

6 April 2020   07:30 Diperbarui: 6 April 2020   09:01 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ronaldo Brasil (kanan) dan Cristiano Ronaldo, pemain beda generasi dengan nomor punggung sama yang sama-sama meraih sukses besar di sepak bola| Foto: twitter.com/thecristianofan

Tidak banyak pesepak bola beda generasi yang memiliki "nama punggung" sama dan keduanya sama hebatnya. Cerita kebanyakan yang terjadi di sepak bola adalah seorang anak mewarisi nama kebesaran ayahnya. Ataupun dua saudara yang memiliki nama punggung sama. 

Itupun tidak semuanya masuk kategori sama-sama hebatnya.

Karenanya, cerita tentang dua Ronaldo adalah kisah teramat unik yang jarang terjadi di sepak bola. Betapa, ada dua pesepak bola dengan nama punggung yang sama "Ronaldo" dan sama-sama hebatnya, tapi keduanya hidup di zaman berbeda.

Keduanya berasal dari negara yang berbeda. Satunya dari Brasil dengan nama lahir Ronaldo Luiz Nazario de Lima. Satunya berwarga negara Portugal dengan nama panjang, Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro.

Keduanya juga berasal dari keluarga yang tidak ada kaitan famili. Meski sama-sama memiliki kehidupan yang berat. Ronaldo Brasil merupakan anak ketiga dari keluarga miskin di Rio de Janeiro. 

Di usia 11 tahun, orang tuanya bercerai yang membuatnya drop out dari sekolah dan mulai menghabiskan waktunya dengan bermain sepak bola di jalanan.


Sementara Ronaldo Portugal, lahir dari keluarga yang berprofesi sebagai juru masak dan tukang kebun di Sao Pedro, Funchal, kawasan pinggiran di Madeira. Ia anak bungsu dari empat bersaudara. 

Karena profesi ibunya itu, ia pernah diusir dari sekolah karena melempar kursi ke guru yang ia anggap menghina orangtuanya. Di usia 15 tahun, dia didiagnosis "jantung berdebar", suatu kondisi yang bisa memaksanya melupakan sepak bola.

Satu lagi, keduanya juga berasal dari generasi yang berbeda. Keduanya tidak pernah bertemu di lapangan, dalam artian bertemu dalam situasi sama-sama hebatnya. Sebab, Ronaldo Portugal meraih kebintangan ketika Ronaldo Brasil memasuki usia senja.

Ronaldo Brasil kelahiran September tahun 1976. Ketika dia jadi pemain termuda yang meraih Ballon d'Or di usia 21 tahun pada tahun 1997, Ronaldo Portugal baru berusia 12 tahun.

Lantas, ketika Ronaldo Brasil membawa negaranya juara dunia di Piala Dunia 2002, Ronaldo Portugal belum dikenal orang. Dia baru berusia 17 tahun dan baru mengawali karier di Sporting Lisbon. Baru setahun kemudian, dunia mulai mengenalnya ketika pindah ke Manchester United.

Membandingkan Ronaldo dan Cristiano Ronaldo
Ada banyak pendapat yang membandingkan Ronaldo "botak" Brasil dan Cristiano Ronaldo "robot" dari Portugal yang pernah sama-sama berkostum Real Madrid.

Bila sampean (Anda) bertanya kepada Zlatan Ibrahimovic maupun membaca komentar-komentarnya tentang dua Ronaldo tersebut, Anda hanya akan menemukan satu Ronaldo yang asal Brasil. Sebab, Zlatan memang pengidola Ronaldo Luiz.

Sebaliknya, dia tidak menyukai Cristiano Ronaldo. Dalam beberapa komentarnya, dia acapkali merendahkan Cristiano. Salah satunya komentar terkenal ini:

"There's only one Ronaldo and he's Brazilian."

Ya, bagi Zlatan, Ronaldo di sepak bola itu hanya ada satu, yang dari Brasil. Dialah Ronaldo yang menurutnya asli.

Di lain waktu, Zlatan menyebut Ronaldo Brasil memiliki talenta alami. Kemampuan natural. Tidak seperti Ronaldo Portugal yang kemampuannya ia sebut hanya hasil dari latihan.

Toh, semua penggemar sepak bola tahu, dua Ronaldo tersebut sama-sama hebat. Bahkan, lebih hebat dari Zlatan Ibrahimovic yang meski pemain hebat, tapi lebih banyak omong besar ketimbang pencapaiannya di lapangan.

Faktanya, Zlatan tidak pernah memenangi Piala Dunia seperti Ronaldo Brasil. Dia juga tidak pernah juara Piala Eropa dan juara Liga Champions seperti halnya Cristiano Ronaldo.

Membandingkan dua Ronaldo ini, saya lebih tertarik dengan komentar playmaker Timnas Jerman, Toni Kroos. Bukan komentarnya Zlatan yang jelas berpihak.

Beberapa waktu lalu, Kroos pernah bilang begini: "Andai tidak ada Cristiano di sepak bola, generasi sekarang mungkin sudah lupa dengan Ronaldo Fenomeno (julukan Ronaldo Brasil)."

Dengan kata lain, pemain Jerman yang telah memenangi Piala Dunia dan Liga Champions ini menyebut karena Cristiano, generasi era sekarang jadi tahu, sepak bola dulunya pernah punya pemain hebat bernama Ronaldo.

Lalu, siapa yang lebih hebat diantara keduanya?

Bagi saya, pemain hebat itu tidak untuk dibanding-bandingkan siapa yang lebih hebat. Sebab, mereka menjadi hebat dengan cerita, perjuangan, kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Berdebat tentang siapa yang lebih hebat, ya tidak akan pernah ketemu pada satu kesimpulan.

Saya justru merasa beruntung, tumbuh menjadi saksi kebintangan dua pemain ini. Pernah melihat langsung (dari layar kaca televisi) masa muda mereka saat merintis jalan menuju superstar.

Saya ikut melihat langsung Ronaldo kala berkostum Barcelona, mencetak gol "mustahil" ketika melewati hampir separoh pemain SD Compostela dari tengah lapangan pada 11 Oktober 1996 silam. Lalu misteri kekalahan Brasil di final Piala Dunia 1998, hingga menjadi juara Piala Dunia 2002 dengan rambut uniknya itu.

Saya juga masih teringat debut Cristiano Ronaldo bersama Manchester United dengan rambut kuncirnya itu pada 16 Agustus 2003. Kala itu, Ronaldo yang masuk menggantikan Nicky Butt di menit ke-60, langsung mengundang decak kagum kala beberapa kali meliuk-liuk melewati pemain-pemain Bolton Wanderers. 

Setiap dia menyentuh dan membawa bola, kita seperti dipaksa berucap "sepak bola menemukan bintang barunya".

Dan selanjutnya, yang terjadi adalah cerita sejarah. Sejarah "pemain biasa" yang menjadi superstar dengan memenangi "semua trofi" di Manchester United dan Real Madrid.  

Pelajaran 'jalan sukses' dari Ronaldo dan Cristiano
Ya, pemain hebat itu tidak untuk dibanding-bandingkan siapa yang lebih hebat. Justru, kita bisa mengambil pelajaran hidup dari cerita perjuangan mereka hingga bisa menjadi yang terbaik.

Sebab, tidak ada cerita sukses di lapangan bola yang semudah seperti memberi like di postingan Instagram. Semakin banyak membaca buku tentang pemain bola, kita akan tahu betapa sulitnya untuk menjadi pemain sukses. Termasuk dari cerita Ronaldo Luiz dan Cristiano Ronaldo.

Ada banyak pelajaran penting yang bisa kita ambil dari dua pemain hebat ini. Utamanya tentang bagaimana membranding diri (personal branding) sebagai siapa yang akhirnya dikenal banyak orang.

Kepada Ronaldo Brasil, kita bisa belajar bahwa memiliki talenta "given" di bidang yang kita jalani, itu belum cukup. Karier panjang Ronaldo Luiz di sepak bola, berbicara tentang hal itu.

Ya, memiliki kemampuan alamiah di bidang pekerjaan yang Anda tekuni itu hanya baru setengah sukses. Semisal Anda berkarier di bidang kehumasan, bila berpenampilan menarik dan pandai berbicara, itu baru setengah sukses. Selebihnya, sikap dan ketahanan mental menghadapi tekanan yang akan menentukan.

Salah satu bagian penting dari karier Ronaldo Brasil yang bisa menjadi panutan adalah bagaimana dia bangkit dari kekalahan besar di momen paling besar.

Di Piala Dunia 1998, Ronaldo yang baru berusia 22 tahun, diharapkan oleh rakyat Brasil akan bisa memberi Brasil gelar kelima juara dunia. Yang terjadi, Brasil kalah telak 0-3 dari Prancis di final penuh misteri.

Saya masih ingat, kala itu, beberapa media mengulas misteri Ronaldo di final. Ada yang menyebut dia diracun. Malah, dia seharusnya tidak main di final karena digantikan Edmundo. Namun, ternyata dia tampil dengan penampilan yang berbeda.

Kalah di final turnamen paling top sejagad dengan cara seperti itu, bisa membuat pemain terpuruk. Kariernya bisa habis. Hanya motivasi hebat yang membuatnya bisa bertahan. 

Dan, sejarah bicara, empat tahun kemudian di Korsel, dia yang katanya sudah habis, ternyata bisa bangkit dan membawa negaranya jadi juara dunia. Tentu saja, urusan bangkit dari keterpurukan itu tidak semudah menuliskan katanya.

Karier Cristiano Ronaldo pun begitu. Penuh lika-liku. Satu hal yang saya suka dari Cristiano Ronaldo adalah keberaniannya untuk menantang dirinya bermain di beberapa negara. Pergi dari negaranya, dia bermain di Inggris, Spanyol, dan Italia.

Itu menunjukkan bahwa dia memiliki kemampuan spesial yang membuatnya cepat beradaptasi dan meraih sukses. Sebab, tidak mudah bisa survive selama 17 tahun di tiga negara yang punya kompetisi yang sangat sulit untuk ditaklukkan. Toh, dia bisa menaklukkannya.

Apa yang membuat Cristiano sukses? Selain kemauannya untuk berlatih keras, personal branding yang bisa kita contoh dari Cristiano adalah tentang profesionalismenya. Tentang kemampuan "menjual" potensi di dirinya. Serta, komitmen besarnya untuk memberikan sisi terbaik di bidang yang dijalaninya.

Pada akhirnya, cerita dari orang hebat dan sukses di bidangnya, bukan hanya untuk dikagumi. Namun, kita bisa mengambil pelajaran dari cerita sukses mereka. Mengambil sisi baik yang bisa dicontoh. Lantas, mencoba menerapkannya dalam kehidupan yang kita jalani.

Selamat berhari Senin. Selamat beraktivitas. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun