Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Manchester United, dari Puncak Kini "Mengetuk Pintu" Degradasi

9 Oktober 2019   12:20 Diperbarui: 10 Oktober 2019   23:13 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keown yang kini menjadi pundit, membeberkan fakta betapa tim-tim papan bawah Liga Inggris, kini bisa mendapatkan poin ketika bermain di Old Trafford. 

Padahal, di eranya dulu, Old Trafford disebutnya sebagai 'ladang pembantaian'. MU sering menang besar. Kini, Keown meyebut pemain-pemain MU tak lagi memiliki aura seperti dulu.

"Berbicara tentang aura, bayangkan saja: pemain yang hampir seperti Dewa sepakbola dan Anda berdiri di terowongan (menuju lapangan), ada semacam lingkaran cahaya di sekitar mereka. Itu yang kini lenyap dari mereka (MU). Mereka tak lagi ditakuti. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan itu," ujar Keown.

Lalu, mengapa aura itu lenyap? Mantan kapten MU, Roy Keane punya jawaban lugas. Dalam beberapa komentarnya ketika diwawancara media Inggris, Keane acapkali mengkritisi pemain-pemain MU yang disebutnya kini lebih bergaya selebritis ketimbang pemain bola.

Lantas, dalam wawancara dengan Sky Sports beberapa waktu lalu, Keane bersuara keras menyindir beberapa pemain MU yang disebutnya 'tidak layak' mengenakan jersey Manchester United.

"Saya tahu, United tidak dalam kondisi bagus, tapi saya sungguh terkejut dan sedih betapa buruknya mereka sekarang," ujar Keane dikutip dari Metro.co.uk.


"Saya tahu, Anda kapan saja bisa kalah dalam sepak bola. Tapi, United  seperti kehilangan segalanya. Mereka loyo, tidak berkualitas, tidak ada keinginan, kekurangan pemimpin, kekurangan karakter. Butuh waktu lama untuk melihat United kembali seperti dulu," sambung Keane.

Bila seperti itu, tentu saja, sorotan tertuju pada Solskjaer. Mudah menyebut bahwa sebagai pelatih, pahlawan MU saat menjuarai Liga Champions 1999 ini tidak sehebat kala menjadi pemain.

Malah, dalam beberapa komentar di jagad media sosial, ada netizen yang menyebut bila Solskjaer bak pegawai yang hanya mengincar jabatan. 

Sebab, musim lalu, ketika dirinya masih jadi pelatih sementara, MU dibawanya meraih hasil bagus. Tapi, ketika diangkat jadi pelatih permanen, hasil kerjanya malah amburadul.

Memang, pemain-pemain MU di musim ini belum bisa dibilang istimewa. MU tak punya skuad mewah seperti Manchester City. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun