Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Setelah Era Owi/Butet, Berharap Cemas pada Ganda Campuran di 2019

1 Januari 2019   21:01 Diperbarui: 2 Januari 2019   16:17 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja diharapkan semakin berkembang di tahun 2019/Foto: Twitter Antoagustian

Ambil contoh pasangan Hafiz Faizal (24 tahun) dan Gloria Emanuelle Widjaja (25 tahun). Mereka sebenarnya punya prospek bagus. Di tahun 2018, mereka pernah mengalahkan Owi/Butet di All England dan berhasil lolos ke BWF World Tour Finals 2018. Meski gagal lolos ke semifinal, mereka sempat mencatatkan kemenangan atas ganda Jepang juara All England 2018 asal Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Indonesia juga punya pasangan Rinov Rivaldy dan Pitha Mentari yang merupakan juara dunia junior 2017. Di tahun 2018 lalu, pasangan berusia 19 tahun ini mulai 'naik kelas' dengan tampil di turnamen level senior dan beberapa kali masuk babak penting. Di antaranya jadi finalis Syed Modi International Super 300 serta meraih gelar di Babel Indonesia Masters Super 100.

Diharapkan bisa merusak dominasi ganda campuran Tiongkok

Di tahun ini, bila terus menempa diri dan mengevaluasi apa saja yang masih harus diperbaiki berdasar penampilan di 2018 lalu, keduanya bisa semakin berkembang. Begitu juga Praveen/Melati yang diharapkan bisa 'meledak' di tahun kedua.

Masalahnya, ketika pemain kita masih berproses, ganda negara lain sudah matang. Utamanya ganda campuran Tiongkok. Di tahun 2018 lalu, kita tahu, sektor ganda campuran didominasi oleh dua ganda campuran Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilu Huang Dongping. Keduanya kini menempati rangking 1-2 dunia ganda campuran.

Siwei/Yaqiong meraih 7 gelar BWF World Tour, gelar juara dunia dan medali emas di Asian Games 2018. Sementara Yilu/Dongping meraih gelar juara di BWF World Tour Finals dan medali emas Kejuaraan Asia 2018.

Saking mendominasinya, dua pasangan ini bahkan seringklai bertemu di final. Yakni empat kali di BWF World Tour 2018 dan juga final BWF World Championship alias Kejuaraan Dunia 2018.

Dan yang patut menjadi perhatian, usia pasangan ganda campuran Tiongkok ini juga masih sangat muda. Zheng Siwei baru berusia 21 tahun, Huang Yaqiong 24 tahun. Sementara Wang Yilu juga masih berusia 24 tahun dan Huang Dongping 23 tahun.

Karenanya, ada perasaaan harap-harap cemas, apakah ganda campuran Indonesia bisa merusak dominasi dua ganda campuran Tiongkok ini di tahun 2019. Termasuk ganda kuat lainnya seperti Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang), Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) serta Thang Chun Man/Tse Ying Suet dari Hongkong.

Kita hanya bisa berharap, ganda campuran Indonesia mengalami peningkatan performa di tahun 2019 mendatang. Saya pribadi berharap, pemain kita bisa merusak dominasi Tiongkok.

Selain mengandalkan pasangan yang sudah ada, kita juga boleh berharap PBSI sebagai induk bulu tangkis Indonesia, bisa melahirkan kejutan. Semisal memasangkan Tontowi Ahmad dengan pasangan yang cetar. Siapa tahu akan bisa lahir The New Owi/Butet. Racikan baru PBSI inilah yang menarik ditunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun