Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Sampai Kapan Kita Bisa Menemukan Pengganti Tontowi/Liliyana

25 Oktober 2018   08:46 Diperbarui: 25 Oktober 2018   15:00 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tontowi Ahmad (kanan) dan Liliyana Natsir, legenda yang hingga kini belum ada penggantinya/Foto: olahragakompas.com

Di dua turnamen Eropa, Indonesia melalui PBSI mengirimkan empat pasangan ganda campuran. Selain Tontowi/Liliyana, ada pasangan Praveen Jordan/Melati daeva Oktavianti, Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto dan Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja.

Hasilnya, di Denmark Open, Praveen/Melati langsung out di babak pertama. Sementara Ricky/Debby kalah di babak kedua. Keduanya dikalahkan ganda campuran rangking 1 dunia asal Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Dan Hafiz Faizal/Gloria juga terhenti di babak kedua setelah dikalahkan ganda campura Inggris, Chris Adcock/Gabby Adcock.

Justru, Tontowi/Liliyana yang sejatinya tampil untuk "mematuhi aturan BWF" sebelum masa pensiun, malah bisa lolos hingga semifinal sebelum dikalahkan Siwei/Yaqiong. Bahkan, mereka kalah rubber game yang memperlihatkan semangat juang mereka meski melawan lawan yang jauh lebih muda 6-8 tahun.

Bagi saya, hasil buruk ganda campuran di Denmark Open 2018 mungkin masih bisa "dimaafkan". Sebab, mereka memang bertemu lawan berat. Meski, kekalahan Hafiz/Gloria membuat kecewa. Sebab, pada pertengahan Juli 2018 lalu, Hafiz/Faizal mampu mengalahkan duo Adcock di final Thailand Open 2018 dan meraih gelar pertama mereka. Kenapa sekarang tak berdaya?

Di French Open 2018 yang mulai digelar Selasa (23/10/2018) kemarin, saya sempat berharap ganda campuran Indonesia bisa tampil lebih baik. Sebab, jadwal yang mereka lakoni tidak "sekejam" di Denmark Open 2018. Yang terjadi, Ricky/Debby dan Hafiz/Gloria justru meraih hasil lebih buruk.

Ricky/Debby langsung rontok di babak pertama (babak 32 besar) setelah kalah straight game dari ganda campuran Inggris, Marcus Ellis/Lauren Smith 18-21, 18-21. Sementara Hafiz/Gloria kalah dari ganda Hongkong unggulan 4, Tang Chung Man/Tse Ying Suet 18-21, 9-21.

Dan, lagi-lagi, Tontowi/Liliyan yang akan digantikan, justru meraih hasil lebih bagus dengan lolos ke round 2 setelah menang atas ganda Taiwan, Lee Yang/Hsu Ya-ching. Praveen/Melati juga lolos ke round 2 usai menang atas ganda  Denmark, Mikkel Mikkelsen/Mai Surrow.

Meski, Praveen/Melati akan mendapat ujian berat di round 2 yang akan dimainkan Kamis (25/10/2018) siang waktu setempat. Mereka akan menghadapi ganda Tiongkok unggulan 2, Wang Yilu/Huang Dongping. Semoga malam nanti ada kabar baik dari sektor ganda campuran.

Solusi menemukan pengganti Tontowi/Liliyana

Andai, ganda campuran kita belum mampu tampil stabil, maka tahun depan kita harus siap mental bila sering mendengar kabar ganda campuran kita seringkali menjadi "penggembira" di turnamen (semoga tidak).

Bila turnamen elit bulutangkis (yang tanpa kualifikasi) babak 32 besarnya digelar mulai Selasa dan final digelar hari Minggu, kita harsu siap bila jarang mendengar ada pasangan ganda campuran kita yang jarang tampil di hari Minggu. Tapi mungkin sudah rontok di hari Rabu maupun Selasa seperti di dua turnamen Eropa. Semoga saja tidak begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun