Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Sampai Kapan Kita Bisa Menemukan Pengganti Tontowi/Liliyana

25 Oktober 2018   08:46 Diperbarui: 25 Oktober 2018   15:00 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tontowi Ahmad (kanan) dan Liliyana Natsir, legenda yang hingga kini belum ada penggantinya/Foto: olahragakompas.com

Lalu, bagaimana solusinya?

Kita berharap Hafiz/Gloria yang sejatinya punya potensi, bisa terus berlatih meningkatkan kemampuannya. Begitu juga dengan Praveen/Melati Daeva. Tahun ini, Hafiz/Gloria sekali juara di Thailand Open pada Juli lalu. Sementara Praveen/Melati sekali masuk final di India Open 2018 pada Januari lalu.

Saya yakin, Praveen (25 tahun) dan melati (23 tahun) serta Hafiz dan Gloria yang sama-sama berusia 24 tahun, masih bisa berkembang. Selama mereka mau berlatih lebih keras, meningkatkan kekuatan fisik, mengamati pola main lawan lebih detail dan juga menempa mental tanding, mereka bisa lebih baik.

Namun, bila ternyata penampilan mereka masih begini-begini saja, maka PBSI perlu mengambil "jalan pintas". Yakni dengan memasangkan dua pemain jadi. PBSI bisa mencontoh keberanian Tiongkok memasangkan Siwei/Yaqiong.

Sebelumnya, Siwei berpasangan dengan Chen Qingchen dan sempat jadi ganda rangking 1 dunia. Sementara Yaqiong bermain dengan Lu Kai dan sempat jadi juara All England 2016. Namun, karena Lu Kai cedera dan Siwei/Qingchen sering kalah ketika melawan Tontowi/Liliyana (salah satunya di final kejuaraan dunia 2017), Tiongkok lantas 'menceraikan' mereka dan memasangkan Siwei/Yaqiong. hasilnya, Siwei/Yaqiong kini mendominasi ganda campuran dengan telah meraih 7 gelar BWF World Tour plus gelar juara dunia 2018.  

Di kalangan warganet yang merupakan badminton lover, muncul suara agar memasangkan Tontowi Ahmad dengan Apriyani Rahayu. Ada juga yang menginginkan Kevin Sanjaya dicoba dengan Ni Ketut Mahadewi karena sama-sama bertipikal lugas dan cepat. Bukan tidak mungkin PBSI kelak akan memilih "jalan pintas" ini.

Pada akhirnya, saya tidak akan kaget bila ternyata capaian Tontowi/Liliyana di French Open 2018 masih lebih baik dari ketiga ganda campuran lainnya yang seharusnya menggantikan mereka. Karena memang, Tontowi (31 tahun)/Liliyana (33 tahun) meski penampilannya tidak lagi secepat dan se-powerfull dulu imbas usia, secara mental mereka masih yang terbaik.

Dan memang, menemukan pengganti legenda itu tidak mudah. Butuh waktu yang mungkin saja bertahun-tahun.

 Seperti cuplikan lirik lagu Sheila Madjid berjudul "Legenda" yang melegenda itu:

Sejuta bintang di angkasa

Sinarnya mempesona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun