Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Menyambut Serial Lanjutan Rivalitas Ginting-Momota di Denmark Open 2018

10 Oktober 2018   22:46 Diperbarui: 11 Oktober 2018   06:31 3353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting (kiri) akan kembali bertemu juara dunia 2018 asal Jepang, Kento Momota di Denmark Open 2018/Foto: Tribunnews

Setiap cabang olahraga selalu memiliki lakon utama. Lakon yang selalu menjadi darling alias kesayangan publik karena prestasi, kharisma bahkan mungkin tingkah laku kontroversial yang kerap jadi pemberitaan media.

Bahkan, seperti halnya film Superhero, di mana ada pahlawan super sekaligus penjahat super alias Villain, di dunia olahraga pun begitu. Ada banyak rivalitas antara dua orang yang sama-sama hebat.

Bedanya, di panggung olahraga, penyebutan "Superhero" dan "Villain" itu tergantung dari siapa mendukung siapa. Tergantung sudut pandang haters-nya yang menentukan siapa "pahlawan" dan siapa "musuh".

Bicara rivalitas panjang di dunia olahraga, di masa lalu kita mengenal ada Alain Prost dan Ayrton Senna di GP Formula 1. Lalu di tenis ada Roger Federer dan Rafael Nadal. Di Moto GP ada era Mick Doohsn vs Alex Criville, lalu Valentino Rossi vs Max Biaggi yang lantas berlanjut pada episode Rossi vs Jorge Lorenzo. Dan di sepak bola, tentu saja ada Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo.

Pun, di bulutangkis, ada sejarah panjang rivalitas. Salah satu yang melegenda adalah rivalitas Susy Susanti dan Ye Zhaoying ataupun Bang So-hyun. Lalu Taufik Hidayat dan Peter gade Christensen. Serta, Lin Dan vs Lee Chong Wei yang kini masih bermain dan keduanya konon ingin pensiun berbarengan.

Sulit menemukan kembali rivalitas panjang seperti mereka. Di era sekarang, masih belum ada rivalitas yang benar-benar awet di bulutangkis. Awet dalam artian bertahan lama, tidak hanya setahun dua tahun.

Di tahun 2016-2017 lalu, Sempat muncul rivalitas panas antara ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dengan ganda Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen yang kala itu menjadi peringkat 1-2 dunia. Namun, tahun ini, seiring menurunnya performa Boe/Mogensen, rivalitas keduanya pun tak lagi seru.

Pun, di tunggal putra yang dulunya sangat sengit, kini persaingannya begitu cair. Tahun lalu, tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen diyakini akan mendominasi setelah menjadi juara dunia 2017. Itu setelah pemain 24 tahun ini bisa mengungguli Lin Dan maupun Lee Chong Wei.

Tanpa Diduga, Ginting Muncul Jadi "Batu Kryopton" Bagi Momota

Namun, di tahun 2018 ini, penampilan Axelsen ternyata menurun. Dia beberapa kali tak berkutik ketika menghadapi pemain Jepang, Kento Momota yang langsung on fire setelah akhir tahun lalu terbebas dari skorsing akibat judi ilegal. Singkat cerita, Momota di tahun 2018 ini seolah tak punya lawan sepadan.

Pemain 24 tahun ini meraih gelar juara Asia dan juara dunia 2018 dan beberapa gelar bergengsi seperti Indonesia Open dan Japan Open. Pemain kelahiran 1 September 1994 ini pun kini menempati rangking 1 dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun