Setiap Ramadan, jalanan mendadak lebih hidup. Orang-orang sibuk mencari takjil, dan para pedagang berbaris menjajakan dagangannya. Aku bukan penjual langsung, tapi tahun ini, pastel buatanku tersebar di 9 tempat takjil berbeda!
Awalnya, aku hanya membuat pastel untuk konsumsi sendiri. Tapi seorang teman yang berjualan takjil iseng bertanya, "Bisa nitip pastel nggak? Banyak yang nyari soalnya." Aku pikir, kenapa tidak? Aku buat dalam jumlah kecil, lalu menitipkannya ke lapaknya.
Hari pertama, 20 pastel habis dalam waktu singkat. Aku mulai kepikiran, bagaimana kalau mencoba menitip di lebih banyak tempat?
Aku pun mulai mencari lapak-lapak yang ramai pembeli. Dengan modal keberanian dan pastel hangat di tangan, aku mendatangi beberapa pedagang takjil dan menawarkan titipan. Ada yang langsung setuju, ada yang ragu, tapi perlahan, aku berhasil mendapatkan tempat. Dalam seminggu, pastelku sudah tersedia di 5 lokasi!
Tak berhenti di situ, aku terus mencari peluang. Ramadan masih panjang, dan setiap hari selalu ada yang mencari takjil. Aku menawarkan ke lebih banyak pedagang, hingga akhirnya... pastel buatanku tersebar di 9 titik takjil!
Aku tak pernah menyangka, dari hanya satu titipan, kini pastelku ada di hampir setiap sudut kota. Dan yang lebih mengejutkan, sekarang selama Ramadan, aku bisa memproduksi 800 hingga 900 pastel setiap hari! Dari dapur kecil, kini aku bekerja lebih awal, menggoreng lebih banyak, dan memastikan setiap pastel sampai ke tempatnya tepat waktu.
Dan yang paling memlbahagiakan, aku tidak sendirian lagi. Sekarang aku memiliki 3 anggota tim yang ikut membantuku dalam produksi pastel. Kami berbagi tugas agar pekerjaan lebih cepat dan efisien. Aku yang mencetak pastel, memastikan ukuran dan isiannya pas. Sementara yang lain bertugas menggoreng hingga matang sempurna dan mengemasnya agar tetap renyah saat sampai di tangan pembeli.
Mereka bukan hanya sekadar membantu, tapi juga ikut merasakan manfaatnya. Dengan usaha ini, aku bisa membantu perekonomian mereka di bulan Ramadan. Apa yang awalnya hanya usaha kecil, kini bisa memberikan dampak lebih besar bagi orang lain.
Ramadan ini benar-benar memberiku pelajaran berharga: rezeki bisa datang dari mana saja, asal kita jeli melihat peluang. Aku tidak perlu punya lapak sendiri, tapi dengan strategi titipan yang tepat, pastelku bisa hadir di berbagai tempat dan tetap menghasilkan cuan.