Mohon tunggu...
Gustap Elias
Gustap Elias Mohon Tunggu... Guru - CGP_Kota Palembang

Jangan pernah berhenti berbagi kebaikan, Sebab orang yang menabur kebaikan akan menuai kesukaan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

19 Mei 2021   10:17 Diperbarui: 19 Mei 2021   10:23 18891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program sekolah yang berdampak pada murid adalah program sekolah yang dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan murid. Sasarannya adalah murid dan untuk mengembangkan potensi murid seutuhnya. Program yang dibuat berdasarkan minat dam harapan dari murid dan untuk memfasilitasi perkembangan potensi yang ada dalam diri murid.

Yang menarik adalah bahwa dalam menyusun program di sekolah, penting sekali dilakukannya pemetaan potensi murid. Untuk mempermudah dalam melakukan pemetaan, dilakukanlah suatu pendekatan yang berbasis pada asset.

Bertolak dari penjelasan di atas, terkait dengan pendekatan yang berbasis pada asset, jelaslah bahwa pada modul 3.3 ini sangat berkaitan erat dengan modul 3.2 tentang Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Yang mana dalam modul 3.2. ini dijelaskan bahwa pendekatan yang berbasis pada asset sangat berfokus pada kekuatan yang ada, selalu mengarah pada masa depan, berpikir pada kesuksesan yang diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya, merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, dan melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

Selain pemetaan kompetensi/ kekuatan/ asset yang ada di sekolah, dalam pengembangan program ini, diperlukan juga pemetaan kebutuhan murid dan semua warga sekolah.

Untuk dapat melakukan pemetaan kebutuhan dengan baik, terstruktur dan terarah, maka diperlukannya suatu pendekatan yang baik. Suatu pendekatan yang dapat menghimpun semua harapan warga sekolah, terutama kebutuhan murid, serta berbagai pengalaman baik yang menjadi faktor penentu keberhasilan program di sekolah, untuk itu model BAGJA adalah pilihan yang tepat. Ketika kita berbicara tentang BAGJA, sangat berkaitan erat dengan modul 1.3. tentang Paradigma Dan Visi Guru Penggerak. Merupakan model manajemen perubahan yang merupakan akronim dari Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi sebagai terjemahan bebas yang diadaptasi dari model 5D sebagai bagian dari inkuiri apresiatif (Define, Discover, Dream, Design, Deliver). Berbicara tentang pengembangan dan pengelolaan suatu program, tentu tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Perlu adanya pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan, untuk itu diperlukannya pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA).

Selain pemanfaatan kebutuhan ataupun kekutan yang ada di sekolah, dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid juga harus memperhatikan visi. Mengapa visi diperlukan? Visi itu bagaikan melihat sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang masih kosong. Visi juga bagaikan bintang penunjuk arah yang memandu penjelajah mencapai tujuan. Visi itu sesuatu yang belum terjadi. Visi adalah soal masa depan. Visi adalah buah kreativitas manusia.

Dari penjelasan di atas, kita dapat melihat kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program sekolah yang berdampak pada murid. Karena dengan adanya pemetaan itulah, program yang dibuat semakin terstruktur dengan jelas, terarah dan fokus pada kebutuhan murid dan kekuatan atau asset-aset yang ada di sekolah.

Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid ini tentu tidak bisa dipisahkan dari peran guru Penggerak sebagai motor penggerak majunya pendidikan di Indonesia. Karena Guru Penggerak adalah para calon-calon pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang diharapkan mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan potensi warga sekolah, dan berbagi pengalaman baik dengan rekan sejawat untuk mengimplementasikan pengetahuannya dalam pembelajaran yang berpusat kepada murid. Menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Guru Penggerak dihadapkan pada tantangan yakni memberikan sebuah perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah yang tentunya membutuhkan waktu dan bersifat gradual. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, guru penggerak hendaknya terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang lain yang berada di bawah pengaruhnya untuk menjalani proses bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah dan untuk menjawab semua kebutuhan murid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun