Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kaka Endah Bergoyang

13 Juli 2019   18:00 Diperbarui: 13 Juli 2019   18:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kaka Endah bergoyang di adukan semen pasir kerikil air
Matahari belum lama sarapan roti manggarai
Secangkir kopi bajawa mengering di atas tanah berkarang

Sampai adukan mendekap besi dalam cetakan
Keringat bersulang kuah sayur bening
Kaka Endah masih bergoyang

Senja yang akan turun di punggung Semau
Diajak pula bergoyang sebentar
Toh bergoyang tanpa mabuk laut

Bulan bintang tidak bisa menolak ajakan Kaka Endah
Puncak malam adalah panggung bagi semua

Sepanjang hari minggu bulan
Kaka Endah bergoyang di sebelah lantai dansa Magdalena

Putar ke kanan, Manise
Putar ke kiri, Sayange
Jarum jam jatuh tergeletak

Bergoyang memang kesukaan Kaka Endah
Hidup dan bergoyang sudah satu paket
Dalam bungkus lembaran lontar
Apalagi sofia sudah boleh merapat di mana-mana

Oh, Kaka Endah sayang
Bergoyanglah selagi disayang
Nyong nona bapa mama om tanta opa oma

*******
 Kupang, 12 Juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun