Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kapan Sampai di Mana

17 Desember 2018   12:30 Diperbarui: 17 Desember 2018   16:29 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay/SEVGI001453D

Sudah hari apa
Sudah jam berapa 

Kalender antre di dinding 
Baterai jam dinding kepayahan menarik jarum 
Bertumpuktumpuk berdebudebu kertas kosong 
Berulangulang lagu lama singgah 
Masih bertopang dagu 
Menggambar buah tanpa pohon dalam kepala 

Sudah hari apa
Sudah jam berapa
Menjadi lagu baru menggantung di telinga

Sebentar lagi buku akan terseret sungai sungai
Danau danau air terjun pantai pantai
Bukit bukit gunung gunung
Awan awan mengarak semesta permata

Dagu tidak akan mengisi kertas kertas kosong
Buah buah dalam incaran codot codot
Kepala terpaku kapan bisa menggelinding
Tangan kaki terbelit syair syair lagu lama

Sudah hari apa akan berapa jam lagi
Sebelum kalender berganti
Dagu digelayuti sarang laba laba

Segeralah berhenti menggambar buah tanpa pohon
Isilah setiap kertas kosong seperti yang sudah sudah
Sebab hari dan jam akan selalu mencatat risalah

*******
Kupang, 17 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun