Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rumah Dikepung Mata Menyala

31 Oktober 2018   00:01 Diperbarui: 31 Oktober 2018   01:19 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu
Satu
Jatuh
Meteor entah komet
Di atas pejam panjang berderu debu

Sirine-sirine menguak pejam
Belingsatan bergegas
Entah almari meja dinding daun pintu berjumpa
Matahari dibingkai jendela

Kemarin bising
Kemarinnya lagi bising
Mengapa bulan tidak menguak barisan pohon sana
Mengapa meteor dan komet terkapar di halaman
Siapa berani mengunci tenggorokannya

Satu
Satu
Runtuh
Menjejak jadi jawaban berbeda pertanyaan

Hari ini bising mendadak pusing
Batu-batu menampari pipi bermulut api

Bangun!
Bangun!
Berhenti mengigau berhenti meracau
Rumah dikepung mata menyala
Meteor entah komet terkapar di halaman
Matahari hanya dibingkai jendela


Mau bicara apa lagi
Selain minggir diam mengangkat tangan

*******
Kupang, 31 Oktober 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun