Bersekongkol dengan sungai menyenggol pengkolan
Menemplok bentang dengan sayur-mayur dan
Belasan dara menjadi induk karbitan hingga peta
Berpindah arah dari meja perjamuan
Malam mengelupas gaunnya perlahan di tengah
Kursi-kursi ban karet bekas bercangkir kopi hitam
Berpiring tujuh butir kue bulat kering dalam hitungan
Romo dan awam menjajaki alur jarak sungai dari
Segala kemungkinan untuk satu kepastian
Ke mana alur sungai menjadi hilir menjelma banjir
Dibuatlah bendungan dalam pikiran dengan pola-pola
Sebelum parkir di muara dengan persiapan atas
Segala kemungkinan untuk satu kepastian nanti
Gaun malam memamerkan sebagian raganya
Alur sungai beralih dalam pikiran romo dan awam
Mengikis sisa kopi dan remah kue-kue
Sebagian raga malam menyemburat secercah cahaya
Seperti kotbah Plato dan ceramah Paulus
Seperti juga orang-orang mengukur usia suanggi
Dalam jarak leher dan sebatang pohon yang menggorok
Noktah-noktah dari meja perjamuan
Malam semakin bugil cahaya mulai menggigil
Sebaiknya romo kembali mengalir ke sungai saja
Awam pun akan menyiapkan segala kemungkinan nanti
*******
Kelapa Lima, Kupang, 4 November 2017