Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pemburu Ikan Paus dan Tuan Kucing

30 September 2017   13:54 Diperbarui: 30 September 2017   13:55 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

; Bona Beding & Joze Rizal Manua

Pemburu ikan paus itu tahu
Ikan paus bukan pemangsa bungkus-bungkus permen

Malam menenggelamkan ikan paus
Di kaki bintang-bintang
Di mulut pemburu tersimpan ikan kerapu kuah asam
Tuan kucing berbagi santapan dengan gelandangan
Kawasan Kelapa Lima berpamer montok ikan segar

Pemburu ikan paus Lamalera bersekutu dengan
Tuan kucing Cikini karena ikan paus tidak berseteru
Dengan kucing maka renyah tawa bebas menombaki malam

Karang-karang diguyur ombak
Beton-beton tumbuh di luar corat-coret berpasal-pasal
Lampu-lampu mekar membungai kota
Kata-kata terbit di meja panjang berperahu pinggir jalan

Di Teluk Kupang dan Teluk Jakarta tidak ada ikan paus
Apalagi ikan paus merah buatan si pencinta senja
Tidak ada perburuan selain menggoyang kata-kata

Pemburu ikan paus bukan pemburu ikan teri
Tidak ada akuarium untuk menangkar ikan paus
Tidak seperti tuan kucing sampai membuat kamar-kamar
Bagi kucing-kucing sudut ibukota sebelum buku-buku
Dilarung ke selokan-selokan Cikini berbungkus permen

*******
Kupang, 30 September 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun