Ubahlah Perilaku dalam Mengelola Sampah
Banjir parah yang melanda Jakarta adalah antara lain disebabkan perilaku masyarakat di bagian hulu. Â Untuk itu usaha minimal dari kita ubahlah perilaku. Ketika saya pindah ke Bogor, dan setiap mengantar anak ke sekolah masyarakat di sekitar sungai tanpa rasa bersalah membuang sampahnya ke sungai. Â Terbayang berapa rumah tangga yang seenaknya membuang sampah ke sungai, dampaknya tentu saja masyarakat di hilir.
Perilaku membuang sampah ke sungai  itu memperparah banjir yang terjadi. Daerah hilir secara geografis merupakan akhir perjalanan air, ditambah perilaku seenaknya lengkap sudah kalau terjadi hujan.  Dalam hal perilaku berlaku hukum sanksi, sudah saatnya memberi sanksi tegas pada perilaku yang membuang sampah ke sungai.
Pada saat membawa siswa mengelilingi pedesaan sambil menyeberangi sungai, Â saat itu sungai sedang dangkal terlihat sampah tersangkut di mana-mana. Air sungai yang airnya sedang bening sangat terganggu dengan pemandangan itu. Tetapi kemudian saya mendapatkan ide, Â mengapa tidak setiap beberapa puluh kilometer di buat jaringan raksasa untuk mengurangi sampah sampai di Jakarta?
Masalah terjadinya banjir memang sangat kompleks. Tidak semata mengubah perilaku, perda sampah untuk mengurangi sampah plastik hampir setiap daerah punya. Tetapi sebagai anggota masyarakat yang baik lakukanlah yang kita bisa.
Mudah mudahan tahun ini tidak terjadi banjir, khawatir menambah penderitaan di tengah pandemi yang sedang terjadi.
Akhirnya jaga diri dan salam sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI