Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Unhappy Without yoU (UWU): Kerabat

21 Agustus 2020   10:38 Diperbarui: 23 Agustus 2020   09:08 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andai pun berkumpul ruhnya tetap tidak tinggal di sana, jika hp masih menemani.  Seakan semua momen dalam hp adalah lebih penting.  Semua sudah terjebak pada keramaian semu.  Kalau lama tidak merespon dalam chat, kita takut dicap sombong, low respon.  Padahal dunia nyata dengan segala wujud kenikmatannya sedang di hadapan kita.

Sering kita biarkan orang tua kita menonton televisi sendirian, kita lebih senang menonton youtube yang lebih kekinian.  Padahal mereka membutuhkan teman untuk menontonnya.  

Kita lupa, dulu kitalah yang sering dituruti orang tua agar kita bisa bahagia.  Termasuk membeli televisi agar kita bisa menyaksikan acara kesukaan kita, tetapi sekarang mereka kita biarkan sendiri menonton televisi.  

Ya betul memang bosan karena yang mereka tonton berita bukan acara yang kita senangi.  Sudah ketinggalan,  tapi cobalah bayangkan saat mereka menemani kita menonton televisi, padahal mereka pun tidak senang dengan yang kita tonton.

Adab mendengarkan curhatan orang tua adalah adab yang menempati tempat yang tinggi.  Penulis punya pengalaman yang menarik, dulu mempunyai kepala sekolah seorang perempuan yang sangat berpengalaman.  Sering ngobrol tentang masa lalunya, bagaimana mereka dididik, kadang ceritanya diulang pada kesempatan lain, tapi penulis mendengarkan saja.

Teman-teman yang lain seorang demi seorang pamit.   Penulis dibilang mencari perhatianlah, tetapi penulis bersyukur sampai saat ini hubungan terjalin dengan baik, saya  menganggap beliau sebagai orang tua saya sendiri. Bukankah sebuah nasehat mengatakan: mendengarkan seringkali merupakan satu-satunya hal yang diperlukan untuk membantu orang lain.

Adik saya yang tinggal sekota dengan bapak saya, sering menyampaikan bapak sering tiba-tiba menangis dalam kesendirian, itu disampaikan Ibu pengganti, karena Ibu kandung sendiri sudah wafat pada tahun 1990.  Tolong katanya sapa meskipun hanya melalui telepon atau whatsapp.  Syukur-syukur tentunya bertemu langsung.  Tetapi jarak tidak mungkin untuk setiap saat menengok Bapak.  

Dari sepuluh anaknya, yang masih ada tinggal delapan anak, empat anak tinggal sekota, yang lain mengembara di kota lain.  Saya membayangkan para orang tua yang dititipkan di panti-panti jompo.  Pasti kesepian.   Bersyukur ada adik yang masih bisa mengurus bapak.  

Sementara bagi saya,  kerinduan tinggal hanya kerinduan.  Anakmu sekarang banyak menanggung beban.  Lagu dari Ebiet G. Ade selalu terngiang setiap mendengar namamu.  Unhappy Without YoU para orang tua.  Semoga Allah mengampunimu dan menyayangimu sebagimana engkau telah mendidik hamba di waktu kecil.

Benarlah bahwa silaturahmi bisa memperpanjang umur.  Lihatlah roman wajah orang tua saat kita kunjungi langsung menunjukkan kebahagiaan seakan bangkit lagi energi kehidupannya. Lihatlah roman wajah teman-teman ketika kita berkumpul dan melepaskan semua jabatan yang kita sandang, ada tawa tulus di sana.  Ah pokoknya Unhappy Without yoU.

Pada kesempatan lain seorang Ibu sambil menangis menghadap penulis ketika anaknya terkena sanksi dikeluarkan dari sekolah, minta untuk dipertimbangkan kembali.  Saat itu penulis adalah kepala sekolah.  Sebelumnya anak ini juga bermasalah saat akan naik ke kelas 2, namun dengan segala pertimbangan masih bisa dibina akhirnya anak ini naik kelas.  Ternyata sifat bolosnya tidak berubah.  Berangkat dari rumah, tapi belok ke tempat game komputer, dan pulang ke rumah saat jam pulang sekolah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun