Mohon tunggu...
GuruMu
GuruMu Mohon Tunggu... Saya Merupakan Guru Bahasa Indonesia

Jika pengalaman adalah guru terbaik, maka pengalaman terbaik saya adalah menjadi guru. Ikuti akun saya dan jangan lupa baca kemudian like agar saya semangat menulis hal-hal baru yang bermanfaat dan menghibur kalian guys. Salam literasi👍L

Selanjutnya

Tutup

Horor

Bu Rita

7 Oktober 2025   19:30 Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:29 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Rita- merupakan guru Bk yang tidak hanya sekadar guru. Guru yang tidak hanya mampu melihat potensi siswa- namun juga mampu melihat...

Rian mematung. Ia tidak tahu bagaimana Bu Rita bisa tahu bahwa ia memiliki rasa bersalah karena dulu ia tak berani membantu Lina saat ia dirundung.

Bu Rita mengambil pita merah tua itu dan melilitkannya di pulpen. "Pita ini, Rian, adalah pita yang sama yang diikatkan Lina di pergelangan tangannya sebelum ia menghilang. Itu adalah simbol perjanjian."

Tiba-tiba, mata Bu Rita di balik kacamata memancarkan kilauan biru kehijauan yang samar. Aura ruangan menjadi berat.

"Lina tidak bunuh diri, Rian. Dia disembunyikan. Oleh seseorang yang ingin mengambil nilai ujiannya---seseorang yang Lina ancam akan ia ungkap kecurangannya. Orang itu sengaja membuatnya terlihat seperti bunuh diri karena tekanan akademik," bisik Bu Rita, matanya menatap lurus ke dinding di belakang Rian.

"Siapa, Bu? Siapa yang melakukan itu?" tanya Rian, tenggorokannya tercekat.

Bu Rita tidak menjawab. Ia hanya menggeser pulpen yang terlilit pita merah tua itu ke arah Rian. "Ambil pulpen ini. Malam ini, kau pergi ke Ruang Musik tua itu. Masuk, dan tulislah kebenaran yang telah aku tanamkan di kepalamu."

"Saya takut, Bu..."

"Takut?" Bu Rita tersenyum dingin. "Lina sudah kapok hidup dalam ketakutan. Kini giliran kau yang tahu bahwa kebenaran harus dibayar dengan keberanian. Kau akan menemukan sisa-sisa buku harian Lina di balik piano tua. Tuliskan nama pelakunya di halaman terakhirnya."

ilustrasi ruang musik tua di sekolahan Sang Surya
ilustrasi ruang musik tua di sekolahan Sang Surya

Rian pergi dengan  ketakutan luar biasa. Ia melakukan apa yang diperintahkan Bu Rita. Di Ruang Musik yang berdebu dan dingin, ia menemukan buku harian Lina. Di halaman terakhir yang kosong, ia merasakan dorongan kuat yang tak tertahankan. Dengan pulpen yang terlilit pita merah, tangannya menuliskan satu nama yang mengejutkan: Bara. Bara adalah teman sekelas Lina, yang kini menjadi mahasiswa sukses.

Keesokan harinya, Rian menyerahkan buku harian itu kepada Bu Rita. Bu Rita membacanya, mengangguk puas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun