Mohon tunggu...
guntursamra
guntursamra Mohon Tunggu... Buruh - Abdi Masyarakat

Lahir di Bulukumba Sulawesi Selatan. Isteri : Samra. Anak : Fuad, Afifah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Biarlah

1 Januari 2020   20:09 Diperbarui: 1 Januari 2020   20:14 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarlah sejenak kurenangi kepulan kekecewaan bersama senja. Lalu meresapi pilu diantara kedipan kilat dan gemuruhnya guntur. 

Tak mengapa bila hujan turun setelahnya, sebab mungkin dengan rintiknya, kubangan rasa tak berdaya sedikit demi sedikit bisa mengalir pergi menjauh bersamanya.

Andaikan, rintik berubah deras hadirkan arus. Kuizinkan pula ia basahi bumi ini, siapa tau dengan begitu, kegelisahan sedari tadi bisa ikut menjauh ikuti arus ke hilir.

ahhh...

Aku yang masih di sini bersama senja. Tetap meresapi pilu diantara kedipan kilat dan gemuruhnya guntur.

Sinjai, 1 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun