Entah sesuatu yang kita sengaja pada keinginan tak tersadari, ataukah ia hadir dari ketidakmampuan menampik lelah terhadap rindu. Tatkala matahari sore memaksa kita untuk sejenak menafkahi batin, dengan sesuatu yang kita namakan harapan.
Meskipun aku akui dan penting untuk kau tahu, bahwa kehadiran kita adalah kekhwatiran dari kegagalan mengartikan sepi. Â Sekiranya boleh mengganti cerita, aku ingin menukar kisah pada kalimat tanpa larik, tanpa titik dan tanpa koma. Agar kekesalanku pada kerapuhan dan ketidaktahuanku tentang cara menyayangi, dapat termaafkan malam nanti.
Kalaupun esok, kita masih sempat menatap pagi, ditemani ketidakmengertian tentang arti mengungkap rasa. Biarlah pendar-pendar mentari memberi jawaban dengan teriknya. Mungkin dengan itu, kita boleh sedikit menyadarkan diri, bahwa cinta tak selamanya mesti tersingkap dengan kata.
Sinjai, 18 Juni 2019