Sekitar tahun 2016, saya mulai menggunakan drone. Banyak orang melihatnya sebagai tren baru, tapi bagi saya, itu adalah cara lain untuk memahami ruang. Dari udara, saya bisa melihat hubungan antara manusia, alam, dan waktu. Perspektifnya lebih luas, tapi maknanya tetap sama: mendokumentasikan kehidupan.
"Terbang itu mudah, tapi memahami apa yang kita lihat dari ketinggian --- itu yang butuh pengalaman."
2020: Gelombang yang Menyaring
Lalu datanglah tahun 2020 --- masa ketika hampir semua industri terpukul. Dunia foto dan video ikut terpental. Proyek banyak tertunda, acara berhenti, dan kamera lebih sering diam di tas daripada bekerja.
Saat itu juga, muncul generasi baru: kreator cepat, konten singkat, video vertikal, efek dramatis. Semua terasa serba instan. Saya tidak anti terhadap perubahan, tapi saya tahu ritme itu bukan milik saya.
Saya tetap membuat video dengan gaya dokumenter, dengan alur dan proses panjang. Jujur saja, sempat terasa aneh --- seolah saya berjalan melawan arus besar. Tapi pelan-pelan saya sadar:
"Yang cepat belum tentu kuat, dan yang ramai belum tentu berumur panjang."
2020 adalah masa sulit, tapi juga masa penyaringan. Mereka yang hanya mengejar tren, banyak yang berhenti di tengah jalan. Sementara yang bertahan dengan keahliannya, mulai menyiapkan fondasi untuk masa depan.
2023--2025: Saat Kualitas Kembali Dicari
Tiga tahun kemudian, situasinya berubah. Dunia mulai jenuh dengan hal yang terlalu cepat. Perusahaan besar, lembaga, dan BUMN mulai mencari lagi sesuatu yang punya kedalaman, bukan sekadar viral.