Mohon tunggu...
Goel A Pahit
Goel A Pahit Mohon Tunggu... Freelancer - Lauik sati rantau batuah

Pembaca, suka menulis dan cinta akan dunia literasi. Saya bercita-cita mendirikan pustaka baca gratis untuk desa kelahiran saya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jemari Sang Ibu

10 September 2020   14:00 Diperbarui: 10 September 2020   15:00 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dok. pribadi

Aku ingin pulang sebentar saja, mengenepikan rindu yang telah berkumpul di dada ibu, mengusap wajahnya dan mencium keningnya. Hanya itu inginku.

Perantauan terpaksa menjadi jalan hidup, karena hutan tak lagi bersahabat dengan kita, tinggalnya kampung karena sulitnya mencari pekerjaan, rantau adalah pengaduan, meski harus jauh dari belaian sang ibu.

Kadang aku rindu belaian jemari lentik wanita tua yang kupanggil ibu, ujung-ujung jari itu mengalirkan kasih sayang tanpa batas, namun jauh ini sangat menyiksa, menyiksaku dan menyiksanya.

Kelopak matanya yang hendak jatuh, genangan air mata di korneanya, dan sepanjang kasih sayangnya. Aku rindu dan ingin pulang, dia rindu dan menginginkan aku pulang, sebentar saja.

Sei. Likian, 10 September 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun