Tanaman porang bermarga Amorphophallus muelleri. Tanaman porang dewasa biasanya berdiameter 100 cm sampai 250 cm. Ukurannya setara umbi jalar, bulat dan memiliki kulit luar yang tebal dan kasar.
Ada pun ciri lain yang mencolok dari tanaman porang ialah memiliki batang yang tegak, lunak, tekstur batang yang halus dan berwarna hijau belang-belang dengan totol putih.
Produk yang dapat dihasilkan dari olahan umbi porang yakni lem, alat kosmetik, kebutuhan farmasi, bahan makanan dan masih banyak lagi.
Baca juga: Ayo, Petani Indonesia Tanam Porang!
Pertanaman Polikultur Manggarai
Perlu diketahui, pertanian Manggarai adalah pertanian yang mengusung konsep polikultur (pertanaman campuran). Di mana, terdapat dua jenis tanaman atau lebih yang ditanami pada saat yang bersamaan dalam satu areal lahan.
Ada kecendrungan, cengkeh dan kopi acapkali dijadikan polikultur. Sehingga, orang lebih mengenal petani Manggarai sebagai petani CK (cengkeh kopi).
Sebagaimana kopi dan cengkeh merupakan dua komoditi standar yang ditanami secara bersamaan dalam satu areal lahan oleh para petani Manggarai.
Namun, ketika tanaman porang beberapa tahun terakhir berhasil mencuri perhatian dan dielu-elukan oleh petani seantero negeri, dengan sendirinya petani CK Manggarai ikut terpanggil untuk ikut membudidayakannya.
Alhasil, selama lima tahun terakhir ini tanaman porang turut dikembangkan jadi tanaman polikultur oleh petani Manggarai. Maksud saya, ditanami dengan cara tumpangsari di sela-sela pohon cengkeh atau bersebelahan dengan pohon Kopi Arabica Manggarai (KAM).
Baca juga: Harga Porang dan Cengkeh Saling Sikut di Pasaran