Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Merenungi Kematian

22 September 2022   05:24 Diperbarui: 22 September 2022   05:31 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merenungi kematian (gambar: abc.net.au, diolah pribadi)

Sudahkah kita siap mengalami momen kematian?
Haruskah menunggu momen sekarat untuk bersiap diri?

Sadarkah diri kita di setiap kemungkinan momen kehidupan ini terjadi sama dengan kemungkinan momen kematian terjadi di saat yang bersamaan..

Bisakah kita benar-benar mempunyai kendali akan kehidupan dan kematian ini? Atau kita hanya sekedar menjalani hidup saja mengalir mengejar ini itu tanpa tujuan dan arah?

Tiap tarikan hembusan nafas, tiap detakan jantung ini, fungsi organ satu persatu, bisakah benar-benar kita mempunyai kendali terhadap hal-hal ini?

Dan jika salah satu fungsi dari hal-hal tersebut terganggu dan berhenti, masih bisakah kita berkata-kata?

Kebanyakan dari kita tidak takut saat membayangkan pengalaman yang disebut kematian ini, mengapa? Karena saat momen itu terjadi itu di luar kata-kata

Kebanyakan dari kita lebih takut jika membayangkan orang terdekat, tercinta, mengalami sakit, pergi berpisah meninggalkan kita, lebih takut akan kemungkinan sakit apa yang akan aku derita kelak, lebih takut saat membayangkan bagaimana kelak aku akan meninggal, kapan aku akan meninggal..

Dan fenomena ketakutan akan segala kemungkinan itulah sebenarnya lebih dekat dari apa yg di sebut "kematian"

Dari pada imajinasi tentang fenomena kematian itu sendiri. Kematian akan pandangan si sosok diri, sosok aku yg tergoncang akan ketidakpastian

Masih bisakah ketakutan itu terkondisi jika tidak adanya "aku" yang menjadi subjek akan segala kemungkinan fenomena pengalaman ini?

**

22 September 2022
By: Cumanamarupa

Sip-sip Jos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun