Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seruput Kopinya, Tangkap Monyetnya, Praktik Filosofinya

3 Desember 2021   04:08 Diperbarui: 3 Desember 2021   04:15 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu. Pagi hari saat akan mandi, ternyata mesin pemanas rusak. Rady bereaksi kesal dan marah.

Dua. Saat makan pagi. Lusi istrinya (bukan nama sebenarnya) hanya membuat roti dan susu. Rady Kembali menjadi kecewa dan kesal.

Tiga. Saat mengeluarkan mobil dari garasi, Rady melihat mobil terbaru tetangga. Timbullah perasaan iri dan kesal.

Empat. Saat berada di jalan, lalu lintas macet. Rady ngomel, dan marah lagi.

Lima. Di kantor, Rady melihat atasannya sakit. Ia tidak peduli. Malahan bersyukur pada hari itu ia tidak mendengar omelan lagi.

Tentu, kelima contoh ini adalah hal yang paling ekstrim yang pernah keluar dari pikiranku. Rady tentunya juga memiliki kualitas yang baik dari dalam dirinya.

Contoh ini hanya mencoba menunjukkan bahwa tanpa disadari, Rady sedang menambah air kopi kedalam gelas tabungan karma. 

Sebagaimana Rady, kebanyakan dari kita juga tidak pernah menyadari apa yang kita lakukan dalam kegiatan sehari-hari.

Kita berada dalam kondisi mental yang mengeruhkan pikiran dan terwujud dalam perbuatan buruk. Bahasa pali dan istilah Buddhisnya adalah; Kilesa.

Pikiran, perasaan, ucapan, dan aksi yang seringkali kita anggap enteng, justru berfungsi sebagai benih penambah kekotoran batin.

Memang sih, tidak semua perbuatan manusia itu buruk. Ada juga dong yang baik. Tapi, seberapa sadarkah kita menuangkan air putih ke dalam gelas kopi? Mungkin jarang atau tidak tahu. Masa bodoh lebih tepat menjadi jawaban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun