Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz-Chapter 11

16 Februari 2020   08:29 Diperbarui: 16 Februari 2020   08:27 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Aku yang bertanya kepadamu terlebih dahulu. Siapa kamu?"

"Saya Stephanie. Orang-orang menyebut aku penyihir."

"Penyihir?" Sang wanita pintu menatapku dengan tajam atau mata yang melotot. Dia menatap dengan penuh kecurigaan. Tatapan ini aku rasakan setelah ditatap oleh guru matematika yang paling galak dan tegas. Semua murid takut akan beliau. 

"Baiklah." Dia membalas dengan tersenyum. Dia menatap aku sepertinya dia melihat dapat melihat kebohongan. "Saya Ylevox. Sang pintu di gunung Zenox."

Aku menghelah nafas, setelah melihat senyum dari pintu itu.

"Kamu ada kunci untuk membuka saya? Hanya penyihir dapat membuka saya."

Aku mengeluarkan kunci dalam saku aku dan menunjukan kepada sang pintu emas ini. 

Setelah aku menunjukan kunci, muka sang pintu turun kebawah dan membuka mulutnya. Dalam mulutnya menunjukan sebuah lubang kunci. 

Aku memasukan kunci ke dalam lubang kunci dan membuka putar kunci tersebut. Terdengar suara gerigi besi mekanik yang berkarat. Suara mesin bergerak di dalam pintu emas itu. Kulit pintu emas itu berubah menjadi pintu kayu dan besi rongsokan. Terlihat sebuah mesin gerigi raksasa. Bukan hanya mesin gerigi, melainkan terdapat makhluk hidup organik yang berbentuk tentakel. Tentakel-tentakel itu membantu mengerjakan dan menggerakkan gerigi mesin besi ini.  Aku rasa pintu ini sama dengan Ylovoz, pintu dimensi pertama kali masuk ke dalam dunia Axtraliz. 

Pintu rongsokan ini membuka dirinya dan mempersilahkan kita masuk ke dalamnya. Aku masuk ke dalam lorong ruangan yang sangat besar. Semuanya terdapat berapa patung binatang buas yang cuma menatap kita dan tidak melakukan apa-apa. Aku juga melihat lukisan yang bergambarkan peri-peri pohon yang sedang bermain-main di taman.

Mereka memiliki sepasang sayap yang mengkilap seperti warna kristal. Mereka menatap kita seperti melihat sesuatu yang asing. Aku melihat satu lukisan yang bergambar peri-peri salju yang memiliki sayap terbuat dari kristal es.  Mereka dengan bermain-main di danau es yang penuh dengan binatang-binatang musim dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun