"Bagaimana kamu tidak bisa saya kendalikan?"
"Kendalikan?"
"Orang mencium wangi mawar saya, dapat saya pengaruhi dan I can do mind control to that person? How you can resist? "Â
Kata-kata Natalia makin lama makin membingungkan. Nada suaranya terasa kesal. Itu salah satu alasan membuat saya bingung. Apa yang dia masuk aroma wangi mawar itu? Saya cuma mencium bau itu saja dan tidak terjadi apa-apa. Saya cuma berdiam dan tidak berkata apa-apa.
Tiba-tiba terdengar telepon berbunyi, rasanya telpon Natalia. Dia langsung menjawab panggilan tersebut.Â
Dia tidak berkata apa-apa dalam panggilan itu. Dia langsung menutup telponnya. Dia memasukan ke dalam sakunya dan memberikan sesuatu kepada saya.Â
"Quazarot ingin memberikan kamu ini?"
Sebuah Smart Phone yang berwarna hitam. Saya tidak tahu merek telpon genggam ini. Saya rasa ini telpon genggam ini hasil modifikasi sendiri. Saya tidak pernah dibelikan Smart Phone atau pealatan eletronik oleh orang tua saya. Selama ini saya diberikan buku. Sebab saya menyukai buku. Komputer di rumah hanya digunakan untukÂ
"Apa ini? untuk apa?"
"Alat komunikasi kita."Â
Saya mulai bingung apa yang dia maksud dengan hanya memberikan Smartphone.Â