Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... FOOTBALL ENTHUSIASTS

Just Persistence

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inilah Kejamnya Sepak Bola, Sekejapan Mata Bisa Pupuskan Asa Indonesia ke Piala Dunia

12 Oktober 2025   05:42 Diperbarui: 12 Oktober 2025   05:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia resmi tersingkir dan tidak lolos Piala Dunia 2026. Thom Haye dan beberapa pemain terlihat meneteskan air mata. 

Ayo angkat kepala kalian! Tidak ada yang patut disalahkan atas perjuanganmu, Timnas Garuda. Seluruh jerih payah membawa Merah Putih di fase terjauh ini, adalah sebuah keberhasilan di mata saya. Terima Kasih!

Strategi Kluivert Cukup Berhasil

Digelar di King Abdullah Sports City pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB, banyak yang menanti keputusan Kluivert dalam mengevaluasi starting line up usai dikalahkan Arab Saudi 2-3.

Laga wajib menang ini bisa disikapi Sang Meneer dengan cukup bagus, karena ia lebih memilih memperkuat sisi tengah lapangan kali ini.

Dalam formasi 1-4-2-3-1, Maarten Paes ada di bawah mistar bersama kuartet Kevin Diks, Rizky Ridho, Jay Idzes, dan Dean James. Ketiadaan Aymein Hussein di kubu Irak, cukup membantu kenyamanan kuartet ini sebelum gol sekejapan mata itu terjadi.

Lalu di lni tengah, Calvin Verdonk yang dinyatakan fit segera menemani Joey Pelupessy sebagai gelandang bertahan. Mereka secara head to head akan menghadapi kualitas Ibraheem Bayesh dan Zidane Iqbal yang konstan menjadi motor lini tengah lawan di beberapa tahun terakhir.

Tiga pemain sebagai gelandang serang, ada Thom Haye sebagai pengatur permainan, lalu Ricky Kambuaya di kiri serta Eliano Reijnders di sisi kanan sebagai pendobrak dengan daya jelajah tinggi yang membuat lini tengah tampak penuh.

Di depan, Mauro Zijlstra yang punya keunggulan tinggi badan, dipilih menjadi lawan dua bek tinggi Irak, yakni Zaid Tahseen dan Manaf Younis.

Mampu lebih banyak menguasai bola di babak pertama, sayangnya strategi ini harus mengandung resiko kurangnya kreativitas dan pergerakan liar di kotak penalti Irak. Reijnders dan Kambuaya memberi ketenangan dalam setiap transisi, tetapi kurang mumpuni untuk menusuk masuk ke jantung pertahanan lawan.

Barulah di babak kedua, ingin membongkar pertahanan baja Graham Arnold, Coach Patrick memasukkan Ragnar Oratmangoen, Ole Romeny, dan Miliano Jonathans untuk mengganti Kambuaya, Reinders, dan Zijlstra. Jelas ini sudah terencana apabila Timnas Indonesia alami deadlock.

Mental untuk menyerang harus diakui sudah mendarah daging dari permainan racikan Kluivert. Ada satu titik saya berpikir, memaksakan hasil imbang tidak ada salahnya juga, sembari menunggu hasil Arab Saudi vs Irak beberapa hari berselang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun