Dan, kita pahami juga bagaimana kondisi lawan. Menghargai lawan adalah bagian dari strategi permainan. Biarlah keputusan yang dirahasiaakan oleh Coach Patrick menjadi senjata pamungkas Garuda mengalahkan The Lions of Mesopotamia untuk lolos ke Piala Dunia 2026, apapun jalurnya.
Jadi sebelum 90' menit berakhir, beri ruang pada perjuangan Timnas. Lalu jika wasit Ma Ning asal Tiongkok sudah meniupkan peluit akhir, kita harus dengan besar hati menerima hasilnya, sembari memberikan kritik yang diperlukan untuk membangun Timnas ke depannya.
Dilema Tekanan Netizen dan Ideologi Taktik Kluivert
Bagi yang mengamati perubahan permainan Timnas Indonesia di bawah Patrick Kluivert, akan paham bagaimana ia tidak serampangan memindahkan gaya main 1-3-4-2-1 ala Shin Tae-yong (STY) ke 1-4-2-3-1 yang dipilihnya bersama Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Dari tujuh pertandingan bersama Coach Patrick, formasi dengan basic pertahanan tiga bek digunakan dalam empat laga awal. Berikut adalah hasilnya: kalah 1-5 melawan Australia, menang 1-0 atas Bahrain dan Tiongkok, dan dicukur Jepang 0-6.
Barulah ketika laga persahabatan bulan lalu, Coach Patrick memamerkan apa yang secara ideologis diinginkannya, yakni formasi 1-4-2-3-1 khas Eropa.
Dari empat laga pembuka, bisa disimpulkan secara bertahan, melawan tim dengan kualitas setara, Indonesia bisa mengamankan gawang dari kebobolan. Tetapi ketika menghadapi tim level atas yakni Australia dan Jepang, hasilnya adalah gelontoran 11 gol ke jala Maarten Paes dan Emil Audero.
Apa kesimpulan yang bisa ditarik? Sepertinya, perubahan taktik ke empat bek adalah jawaban dari hasil melawan Australia dan Jepang. Kini Indonesia ada di babak empat, dan skema tiga bek dengan mentalitas bertahan dirasa bukanlah cara untuk meraih kemenangan melawan Arab Saudi dan Irak. Strategi tiga bek berhasil, untuk mengamankan jalan Indonesia ke babak keempat.
Lalu datanglah hasil 2-3 melawan Arab Saudi. Lonjakan kritik diterima Timnas Indonesia, terutama "kekangenan" dengan kejayaan trio bek ala STY. Dalil yang diberikan, kita bisa menahan imbang dan menang dengan Arab Saudi dengan strategi serupa.
Ternyata suara ini sampai kepada Patrick Kluivert dan bahkan ia menjanjikan penjelasan taktik seusai laga melawan Irak nanti. Saya menjadi takutnya, adalah apabila ia memberikan sajian sesuai keinginan netizen!
Mengapa? Karena ia akan bisa melempar bola panas (jika amit-amit kalah) kepada suara tersebut.Â
Besar harapan saya, Coach Patrick strict to his plan bahkan dengan formasi 1-4-2-3-1 yang sudah ditunjukkannya ketika melawan Arab Saudi. Evaluasi dan modifikasi itu pasti diharapkan, menambal beberapa kebocoran teknis di laga kemarin.