Kompasiana - Memiliki seorang superstar di dalam Tim Nasional, bak pedang tajam bermata dua. Itulah yang kini dialami Si Elang, Timnas Polandia.Â
Prahara bermula saat pelatih utama Michal Probierz melakukan pemanggilan pemain untuk bulan Juni 2025, guna laga persahabatan melawan Moldova (7/6/2025) yang dimenangi 2-0, dan Finlandia (11/6/2025) di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa di mana akhirnya kalah 1-2 di Helsinki.
Robert Lewandowski, legenda hidup Polandia dengan rekor penampilan dan gol terbanyak (158 match/85 gol) ternyata menolak pemanggilan tersebut dengan dalih kelelahan fisik dan mental usai perjalanan panjang musim 2024/2025 bersama Barcelona.Â
Perasaan manusia tak ada yang tahu, tiba-tiba Michal Probierz melakukan panggilan singkat kepada Lewandowski di malam hari saat Lewy menidurkan anak-anaknya (dikutip dari Reuters).Â
Probierz menyampaikan pada pemain 36 tahun itu bahwa ia tidak lagi menjadi kapten Timnas Polandia, digantikan oleh Piotr Zielinski.Â
Bara pun menjadi prahara, sebab hari Minggu Lewy menyampaikan kepada publik bahwa tidak akan lagi bermain untuk tim nasional dengan Probierz sebagai pelatih, dan mengatakan kepada situs berita Polandia pada hari Senin bahwa ia sakit hati dengan cara manajer mengatakan peralihan jabatan ban kapten kepadanya.
Sungguh disayangkan, hal ini berdampak kepada penampilan Timnas Polandia saat melawat ke Stadion Olimpiade Helsinki, Rabu (11/6/2025). Penalti Joel Pohjanpalo dan Benjamin Kallman mampu membuat tuan rumah unggul, sebelum diperkecil oleh pemain Arsenal Jakub Kiwior.Â
Seusai laga tersebut, Probierz langsung meletakkan jabatan pelatih kepalanya, supaya prahara ini tidak berlanjut di sisa perjalanan sulit Polandia menembus Piala Dunia 2026.Â
"Saya telah sampai pada kesimpulan bahwa dalam situasi saat ini, keputusan terbaik untuk kebaikan tim nasional adalah pengunduran diri saya dari jabatan pelatih," kata Probierz dalam pernyataannya dikutip dari Reuters.Â
"Melaksanakan fungsi ini merupakan pemenuhan impian profesional saya dan kehormatan terbesar dalam hidup saya."
Si Elang Polandia kini berada di urutan ketiga Grup G dengan 6 poin (3 laga). Mereka berada di bawah Finlandia (7 poin/4 laga) dan Belanda (6 poin/2 laga).Â
Memprediksi Grup ini, Belanda asuhan Ronald Koeman menjadi favorit kuat untuk langsung lolos ke Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada tahun depan.Â
Slot playoff kepada runner-up lah yang akan diperebutkan Polandia dan Finlandia. Jika ditanya tim lebih butuh siapa, Probierz atau Lewandowski? Sepertinya mayoritas rakyat Polandia akan memberikan suaranya kepada sang legenda hidup.
Dari Telepon Malam Hari Hingga Laga Penuh Derita
Drama di tubuh Timnas Polandia ini adalah sebuah studi kasus klasik tentang bagaimana ego dan komunikasi yang buruk bisa meruntuhkan sebuah tim.Â
Segalanya bermula dari keputusan Robert Lewandowski untuk menolak pemanggilan timnas di bulan Juni 2025. Dalih kelelahan fisik dan mental pasca musim panjang 2024/2025 bersama Barcelona memang cukup bisa dipertanyakan, sebab Barcelona toh tidak bermain hingga Final Liga Champions.Â
Di usianya yang menginjak 36 tahun, beban fisik dan mental di level klub elit Eropa tentu cukup menguras tenaga, apalagi Lewy sempat menderita cedera sebelum semifinal Liga Champions melawan Inter Milan.
Namun, reaksi Michal Probierz terhadap penolakan itu justru memicu ledakan yang lebih besar. Probierz mengambil langkah melakukan panggilan singkat kepada Lewandowski di malam hari, saat sang bintang tengah menidurkan anak-anaknya.Â
Dalam percakapan singkat itu, Probierz menyampaikan keputusan mengejutkan: Lewandowski tidak lagi menjadi kapten Timnas Polandia, dan ban kapten akan beralih ke tangan Piotr Zielinski.Â
Cara penyampaian yang terkesan mendadak dan tanpa mempertimbangkan momen, jelas melukai perasaan seorang legenda yang telah mengabdi puluhan tahun.
Reaksi Lewandowski tak terbendung. Pada hari Minggu, ia secara tersurat menyatakan tidak akan lagi bermain untuk tim nasional selama Probierz masih menjabat sebagai pelatih.Â
Keesokan harinya, ia bahkan secara terbuka mengatakan kepada situs berita Polandia bahwa ia "sakit hati" dengan cara sang manajer mengumumkan pencopotan jabatan kaptennya. Ini bukan lagi sekadar masalah teknis atau kebugaran, melainkan soal harga diri dan respek.
Dilema Pelatih Vs. Superstar: Ketika Kekuasaan dan Legacy Bertabrakan
Insiden antara Probierz dan Lewandowski bukanlah yang pertama dalam sejarah sepak bola, namun selalu menjadi dilema klasik: siapa yang lebih berkuasa di tim nasional, pelatih atau superstar?Â
Dalam kasus ini, Michal Probierz mencoba menegakkan otoritasnya dengan mengambil keputusan besar mengenai ban kapten. Niatnya mungkin untuk membangun tim yang tidak terlalu bergantung pada satu individu, atau untuk menunjukkan bahwa tidak ada pemain yang kebal terhadap kebijakan pelatih. Ini adalah langkah yang berani, cukup berisiko.
Namun, di sisi lain, Robert Lewandowski bukan sembarang pemain. Dia adalah legenda hidup Polandia, ikon sepak bola yang telah memberikan segalanya untuk negaranya. Statistik 158 penampilan dan 85 gol adalah bukti tak terbantahkan dari kontribusinya.Â
Pencopotan ban kapten, apalagi dengan cara yang kurang elegan, dapat dianggap sebagai tindakan tidak menghormati warisan dan statusnya.
Di mata publik Polandia, sosok Lewandowski jauh lebih besar daripada seorang pelatih yang baru menjabat 2023 lalu. Legacy Lewandowski telah terbentuk selama bertahun-tahun, mengakar kuat di hati para penggemar.
Prahara ini menunjukkan tabrakan antara kekuasaan pelatih dan legacy seorang superstar. Probierz mungkin merasa perlu menegakkan disiplin dan otoritasnya, namun ia meremehkan dampak emosional dan psikologis yang bisa ditimbulkan oleh keputusannya terhadap pemain sekelas Lewandowski, dan juga terhadap seluruh tim serta publik.Â
Kasus serupa pernah terjadi pada sosok yang ia gantikan sebelumnya, Fernando Santos, kala menukangi Timnas Portugal di Piala Dunia 2022 lalu. Meskipun sudah bersama-sama Cristiano Ronaldo meraih EURO 2016, Santos yang mencadangkan sang legenda hidup di fase knockout dan disingkirkan Maroko, harus mendapatkan konsekuensi besar. Ia harus melepas jabatan kepelatihannya.Â
Pengunduran Diri Probierz dan Pertaruhan Kualifikasi Piala Dunia 2026
Tak lama setelah kekalahan pahit dari Finlandia, Michal Probierz membuat keputusan besar. Ia memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pelatih kepala Timnas Polandia
Sebuah tindakan yang mungkin pahit, namun menunjukkan bahwa ia menyadari posisinya di timnas sudah tidak lagi ideal untuk mencapai tujuan. Ia memilih untuk mengorbankan mimpinya demi kebaikan tim.
Pengunduran diri Probierz adalah kemenangan telak bagi Robert Lewandowski dan, yang lebih penting, semoga, bagi kepentingan Timnas Polandia.Â
Jika ditanya siapa yang lebih dibutuhkan tim saat ini, Probierz atau Lewandowski? Mayoritas rakyat Polandia kemungkinan besar akan tanpa ragu memberikan suaranya kepada sang legenda hidup. Kehadiran Lewandowski, baik di lapangan maupun di ruang ganti, membawa aura dan mentalitas yang sulit digantikan.
Pertaruhan dari prahara ini jelas sangat besar. Pengunduran diri Probierz adalah langkah krusial untuk menstabilkan kembali tim dan memberikan kesempatan bagi Polandia untuk berjuang meraih tiket ke panggung sepak bola terbesar di dunia.Â
Diharapkan ini adalah akhir dari sebuah drama, namun menjadi awal dari sebuah harapan baru. Namun apa Piotr Zielinski sependapat? Who knows.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI