Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... FOOTBALL ENTHUSIASTS

Just Persistence

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kengerian Newcastle United Berasal dari Kebanggaan, Kebebasan, dan Solidaritas untuk Eddie Howe

18 April 2025   01:31 Diperbarui: 22 April 2025   11:00 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Bruno Guimaraes kala mencium badge Newcastle United. Sumber : Stu Forster/Getty Images va newcastleworld.com

Di penghujung musim 2024/2025, Newcastle United menjelma menjadi kekuatan menakutkan di kancah sepak bola Inggris. Bukan hanya sekadar raihan trofi Carabao Cup yang mereka genggam erat usai menaklukkan Liverpool di Wembley bulan lalu, tetapi juga performa impresif mereka di Liga Primer Inggris yang kian meroket. 

Kemenangan telak 5-0 atas Crystal Palace pada Kamis (17/4/2025) dini hari WIB, yang mengantarkan The Magpies ke peringkat ketiga klasemen, menjadi penanda betapa seriusnya ambisi mereka. 

Gelontoran lima gol tanpa balas, dicetak oleh nama-nama yang kini kian bersinar seperti Jacob Murphy, Harvey Barnes, Fabian Schar, dan sang top scorer Alexander Isak, ditambah gol bunuh diri Marc Guehi, adalah representasi nyata dari kengerian yang kini dipancarkan klub milik konsorsium Arab Saudi, PIF (Public Investment Fund).

Dengan 59 poin dan hanya terpaut empat angka dari Arsenal di posisi kedua, serta The Gunners yang masih harus berjibaku di semifinal Liga Champions, peluang Newcastle untuk menyalip dan mengamankan tiket ke kompetisi elite Eropa musim depan semakin terbuka lebar. Apalagi, Liga Primer kini memiliki jatah lima slot UCL. 

Di balik statistik dan gol-gol indah, ada tiga pilar fundamental yang menjadi fondasi kebangkitan menakjubkan The Magpies: Kebanggaan, Kebebasan, dan yang terbaru Solidaritas untuk sang arsitek, Eddie Howe.

Kebanggaan yang Membara di Balik Seragam Hitam-Putih

Salah satu transformasi paling mencolok di Newcastle United adalah bagaimana para pemain, yang sebelumnya mungkin dianggap medioker atau bahkan memiliki catatan indisipliner, kini menunjukkan kebanggaan yang luar biasa mengenakan seragam ikonik hitam-putih. 

Sosok Bruno Guimaraes, yang datang dengan ekspektasi tinggi namun sempat kesulitan beradaptasi, kini menjelma menjadi jenderal lini tengah dengan determinasi dan kualitas yang tak terbantahkan. 

Alexander Isak, dengan kecepatan dan ketajamannya, kini menjadi mesin gol yang ditakuti lawan dengan 21 gol di Premier League musim ini. Bahkan Sandro Tonali, yang sempat diterpa masalah di luar lapangan, menunjukkan dedikasi dan profesionalisme tinggi di atas lapangan. 

Kebanggaan ini terpancar jelas dalam setiap selebrasi gol. Pemandangan para pemain mencium badge Newcastle United di dada mereka bukan lagi sekadar formalitas, melainkan representasi nyata dari ikatan emosional yang kuat dengan klub dan para suporter fanatik mereka. 

Kebanggaan ini menjadi energi tambahan, memompa semangat juang dan kolektivitas di setiap pertandingan. Mereka bukan hanya bermain untuk diri sendiri, tetapi untuk kehormatan klub dan kota Newcastle. One City, One Club.

Kebebasan Berekspresi yang Mematikan di Lini Serang

Di bawah arahan Eddie Howe, para pemain Newcastle United diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi potensi individual mereka, terutama di lini serang. Para winger lincah seperti Tino Livramento, Harvey Barnes, dan Anthony Gordon secara konsisten menjadi momok bagi pertahanan lawan dengan penetrasi dan dribbling eksplosif di area sayap. 

Yang lebih menakutkan lagi adalah bagaimana para gelandang dan penyerang The Magpies tidak ragu untuk melepaskan tembakan-tembakan spektakuler dari jarak jauh. Gol-gol roket dari Bruno Guimaraes, Alexander Isak, Sandro Tonali, dan bahkan Jacob Murphy menjadi bukti bahwa tidak ada kekangan dalam finalisasi serangan. 

Kepercayaan diri yang tinggi ini memungkinkan para pemain untuk mengambil risiko dan menciptakan momen-momen magis yang sulit diantisipasi lawan. Kebebasan ini bukan berarti tanpa taktik, melainkan sebuah implementasi strategi yang memberikan ruang bagi kreativitas individu untuk berkembang dan menghasilkan gol-gol krusial.

Solidaritas untuk Eddie Howe: Kekuatan Baru di Penghujung Musim

Kabar kurang mengenakkan sempat menghampiri Newcastle United pekan lalu, ketika sang manajer lokal nan karismatik, Eddie Howe, harus menepi dari pinggir lapangan karena pneumonia.

Absen dalam dua pertandingan terakhir, banyak yang khawatir momentum apik The Magpies akan terhenti. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Tim yang sementara ditangani oleh asisten Jason Tindall, tetap tampil solid dan meraih hasil positif, menunjukkan betapa kuatnya fondasi yang telah dibangun Howe. 

Kini, dengan pulihnya sang manajer dan siap kembali memimpin tim dari pinggir lapangan, ini justru bisa menjadi blessing in disguise. Kembalinya Howe diyakini akan memberikan dorongan moral dan taktis tambahan bagi tim di sisa enam pertandingan krusial. 

Solidaritas para pemain untuk manajer mereka, yang telah membawa mereka dari keterpurukan musim lalu menuju ambisi Liga Champions (lagi), menjadi kekuatan baru yang tak ternilai harganya. Mereka bermain bukan hanya untuk klub dan suporter, tetapi juga untuk Eddie Howe, membuktikan bahwa ikatan emosional yang kuat dalam tim dapat menjadi pembeda di momen-momen genting.

Menatap enam pertandingan terakhir, Newcastle United memiliki jadwal yang relatif menguntungkan. Praktis hanya Aston Villa (tandang), Chelsea (kandang), dan Arsenal (tandang) yang diprediksi akan menjadi ujian sesungguhnya bagi laju mereka. 

Dengan performa saat ini, ditambah dengan kebanggaan yang membara, kebebasan berekspresi di lini serang, dan solidaritas yang kuat untuk Eddie Howe, peluang Newcastle United untuk mengamankan satu dari lima tiket Liga Champions musim depan sangatlah besar. 

Kengerian yang kini mereka pancarkan bukan hanya sekadar hasil dari taktik brilian, tetapi juga dari kebangkitan mental dan emosional sebuah tim yang menemukan kembali jati dirinya. Eropa, bersiaplah menyambut The Magpies yang terbang tinggi!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun