Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sampai Kapan Timnas Bergantung pada Throw-in Pratama Arhan?

22 Maret 2024   13:22 Diperbarui: 24 Maret 2024   15:00 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Pratama Arhan, seusai mencetak gol dalam pertandingan persahabatan melawan Timor Leste (27/1/2022).(Dok. PSSI via kompas.com)

Bola lemparan dengan putaran yang minim, akan bergerak ke kanan dan kiri melawan pergerakan angin. Sehingga timing untuk menyundul bola bisa menjadi tidak tepat, dan menciptakan kemelut di depan gawang.

Lalu apa tidak ada solusinya? Tentu ada, yakni kiper yang mempunyai kelebihan menggunakan tangannya di udara bisa lebih mudah meredam bola tersebut. Tetapi disinilah indahnya strategi set-piece sepakbola.

Susunan pemain menyerang, dalam hal ini Timnas Indonesia, akan terbebas dengan aturan offside pada saat lemparan ke dalam dilakukan. Berbeda halnya jika set-piece tendangan bebas atau sepak pojok terjadi, offside masih dihitung.

Jadi ada satu pemain yang menjadi screen di depan kiper lawan. Tugasnya untuk menghalangi kiper mendapatkan ruang lari untuk menyambut bola. Kiper hanya akan bisa melakukan lompatan vertikal ke atas, atau bahkan hanya bisa menunggu di depan gawang seperti dilakukan kiper Vietnam, Nguyen Filip semalam.

Tugas screen-ing dilakukan oleh pemain sengan tubuh paling tinggi. Elkan Baggott kerap mengambil peran ini sebelumnya, dan semalam giliran Jay Idzes yang menggantikannya. 

Kemudian ada satu atau dua pemain yang bertugas mencari jalur loncat untuk menyambut bola. Mereka biasanya ikut dalam rombongan pemain bertahan lawan, dan akan beradu duel di udara atau sekedar mengganggu pandangan kiper.

Pemain lainnya, bertugas memperhatikan second-ball. Egy Maulana berhasil melakukannya di laga semalam, dengan bersiap menyambut bola kemelut di depan gawang. 

Gol Sandy Walsh ke gawang Jepang juga memanfaatkan peran serupa. Pemain-pemain ini akan menghadap ke gawang ketika bola sudah dilemparkan.

Maka dari itu, klaim Coach STY mengenai gol Egy bukanlah keberuntungan adalah hal yang benar. FYI, klub besar seperti Arsenal, Manchester City dan Chelsea kini pun memiliki pelatih spesialis untuk kondisi set-piece . Sepak bola kini semakin rigid, jadi mengharuskan pelatih harus memutar otak ciptakan momentum cetak gol.

Jay Idzes ,tampil impresif pada kemenangan 1-0 Timnas atas Vietnam (21/3/2024).(KOMPAS.com/Antonius Aditya Mahendra )
Jay Idzes ,tampil impresif pada kemenangan 1-0 Timnas atas Vietnam (21/3/2024).(KOMPAS.com/Antonius Aditya Mahendra )

Coach STY Membangun Timnas dari Lini Belakang

Banyak yang membandingkan bahwa dari sisi permainan, Timnas di arahan Luis Milla lebih atraktif dibandingkan era Shin Tae-yong. Itu sah saja dilakukan, karena memang pendekatan permainan keduanya berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun