Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sampai Kapan Timnas Bergantung pada Throw-in Pratama Arhan?

22 Maret 2024   13:22 Diperbarui: 24 Maret 2024   15:00 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selebrasi Pratama Arhan, seusai mencetak gol dalam pertandingan persahabatan melawan Timor Leste (27/1/2022).(Dok. PSSI via kompas.com)

Tidak mau berpolemik lebih jauh, maka saya jawab di awal, "Sampai kapanpun! Selama Arhan berada di lapangan, direct throw-in sah menjadi keunggulan strategi set-piece Timnas Indonesia."

Menjadi gaung paska jawaban di atas, sebenarnya penting mengetahui bagaimana Coach Shin Tae-yong (STY) menerapkan strategi menyerang lainnya. Pasalnya, pada laga melawan Vietnam, Kamis (21/3/2024) malam kemarin, lini serang Timnas tampak "busung" terutama di babak pertama.

Ada perbedaan kualitas sangat besar di antara lini pertahanan dan menyerang Indonesia. Kendati demikian, ini memang masih alur sebuah proses. 

Coach STY dalam konferensi pers sebelum laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia itu pun menjabarkan, waktu tiga hari untuk persiapan melawan Vietnam tidak bisa dibandingkan dengan TC (Training Center) sebulan untuk Piala Asia 2023. Maka dari itu ia menyiapkan strategi yang sudah pernah diasah sebelumnya, termasuk set-piece lemparan ke dalam.

Akhirnya throw-in Pratama Arhan di menit 52 berbuah gol Egy Maulana Vikri. Satu-satunya gol di laga matchday ke-3 ini mampu mengerek Indonesia ke peringkat 2 klasemen sementara. Ulasan jalannya pertandingan Indonesia vs Vietnam dapat dibaca di artikel berikut.

Menanggapi gol tersebut, Coach STY tentu menampik jika disebut sebagai keberuntungan semata. Ia mengaku sudah mempersiapkan set-piece tersebut, dan ternyata berhasil pada laga semalam.

"Gol dari Egy, itu memang taktik saya. Maka dari itu, bisa mengemas gol. Jika disebut keberuntungan, gol ini keberuntungan, ya begitu semua gol yang tercipta juga terus dikatakan keberuntungan," ungkapnya seusai laga dikutip dari kompas.com.


Bek Timnas Indonesia, Pratama Arhan, melakukan lemparan jarak jauh ke gawang Argentina di FIFA Matchday, Senin (19/6/2023) (Dok Tribunnews)
Bek Timnas Indonesia, Pratama Arhan, melakukan lemparan jarak jauh ke gawang Argentina di FIFA Matchday, Senin (19/6/2023) (Dok Tribunnews)

Mengapa lemparan ke dalam Arhan sangat berbahaya?

Pertanyaan ini kerap dijawab "santai" oleh para pemain lawan Timnas Indonesia. Masih teringat kiper Jepang Zion Suzuki yang menganggap lemparan ke dalam Arhan tak jauh bedanya dengan tendangan bebas atau sepak pojok. Konklusinya? Meski Jepang berhasil menang, ternyata gawang Suzuki harus bobol oleh Sandy Walsh dengan skema throw-in tersebut!

Faktor penentu memang ada pada kekuatan Arhan untuk melempar bola dengan kedua tangannya. Di laga semalam (21/3/2024), jarak lemparannya mencapai sekitar 30-35 meter, dengan puncak parabolik di kisaran 20 meter. Bola pun mempunyai kecepatan yang cukup laju untuk merepotkan pertahanan Vietnam.

Berikutnya, bola lemparan ke dalam mempunyai pergerakan lebih liar dibandingkan bola tendangan, yang mempunyai sudut putaran (melintir) akibat sepakan kaki. 

Bola lemparan dengan putaran yang minim, akan bergerak ke kanan dan kiri melawan pergerakan angin. Sehingga timing untuk menyundul bola bisa menjadi tidak tepat, dan menciptakan kemelut di depan gawang.

Lalu apa tidak ada solusinya? Tentu ada, yakni kiper yang mempunyai kelebihan menggunakan tangannya di udara bisa lebih mudah meredam bola tersebut. Tetapi disinilah indahnya strategi set-piece sepakbola.

Susunan pemain menyerang, dalam hal ini Timnas Indonesia, akan terbebas dengan aturan offside pada saat lemparan ke dalam dilakukan. Berbeda halnya jika set-piece tendangan bebas atau sepak pojok terjadi, offside masih dihitung.

Jadi ada satu pemain yang menjadi screen di depan kiper lawan. Tugasnya untuk menghalangi kiper mendapatkan ruang lari untuk menyambut bola. Kiper hanya akan bisa melakukan lompatan vertikal ke atas, atau bahkan hanya bisa menunggu di depan gawang seperti dilakukan kiper Vietnam, Nguyen Filip semalam.

Tugas screen-ing dilakukan oleh pemain sengan tubuh paling tinggi. Elkan Baggott kerap mengambil peran ini sebelumnya, dan semalam giliran Jay Idzes yang menggantikannya. 

Kemudian ada satu atau dua pemain yang bertugas mencari jalur loncat untuk menyambut bola. Mereka biasanya ikut dalam rombongan pemain bertahan lawan, dan akan beradu duel di udara atau sekedar mengganggu pandangan kiper.

Pemain lainnya, bertugas memperhatikan second-ball. Egy Maulana berhasil melakukannya di laga semalam, dengan bersiap menyambut bola kemelut di depan gawang. 

Gol Sandy Walsh ke gawang Jepang juga memanfaatkan peran serupa. Pemain-pemain ini akan menghadap ke gawang ketika bola sudah dilemparkan.

Maka dari itu, klaim Coach STY mengenai gol Egy bukanlah keberuntungan adalah hal yang benar. FYI, klub besar seperti Arsenal, Manchester City dan Chelsea kini pun memiliki pelatih spesialis untuk kondisi set-piece . Sepak bola kini semakin rigid, jadi mengharuskan pelatih harus memutar otak ciptakan momentum cetak gol.

Jay Idzes ,tampil impresif pada kemenangan 1-0 Timnas atas Vietnam (21/3/2024).(KOMPAS.com/Antonius Aditya Mahendra )
Jay Idzes ,tampil impresif pada kemenangan 1-0 Timnas atas Vietnam (21/3/2024).(KOMPAS.com/Antonius Aditya Mahendra )

Coach STY Membangun Timnas dari Lini Belakang

Banyak yang membandingkan bahwa dari sisi permainan, Timnas di arahan Luis Milla lebih atraktif dibandingkan era Shin Tae-yong. Itu sah saja dilakukan, karena memang pendekatan permainan keduanya berbeda.

Lihat saja, dari 11 pemain yang dinaturalisasi, plus Elkan Baggott yang memilih kewarganegaraan Indonesia dibanding Thailand, ada total 7 pemain bertahan. Mereka adalah Jordi Amat, Elkan, Sandy Walsh, Justin Hubner, Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, dan Jay Idzes.

Mungkin bisa di"alibi"kan karena stok pemain abroad berposisi penyerang terbatas, tetapi jika 7 pemain tadi tidak dibutuhkan, buat apa dinaturalisasi bukan? Ini memang karena Coach STY membangun timnya dari lini belakang. 

Ada pepatah sepak bola mengatakan, penyerangan bagus bisa memenangkan pertandingan, tetapi pertahanan yang bagus bisa memenangkan kompetisi. Wajah Timnas Indonesia saat ini belumlah selesai dari sketsa jangka panjang Coach STY!

Gelombang naturalisasi berikutnya adalah penjaga gawang, di mana akan menjadi kompetitor Ernando Ari, Nadeo, M. Riyandi, dan Adi Satryo. Cyrus Margono sudah selesai melengkapi dokumen "memilih" Indonesia sebagai kewarganegaraannya. Berikutnya ada kiper Dallas FC Maarten Paes yang siap untuk di naturalisasi.

Melihat hadirnya Jay Idzes yang begitu eksepsional di laga semalam, ini adalah tujuan STY untuk melakukan percepatan peningkatan kualitas di lini belakang. Rizky Ridho, Pratama Arhaan, Asnawi dan Yakob Sayuri akan mendapatkan transfer ilmu yang sangat berharga bagi skill mereka.

Shin Tae-yong, saat mendampingi timnya dalam laga Kualifikasi Piala Asia U23 2024 melawan Taiwan (9/9/2023). (Sumber: KOMPAS.com/Mochamad Sadheli)
Shin Tae-yong, saat mendampingi timnya dalam laga Kualifikasi Piala Asia U23 2024 melawan Taiwan (9/9/2023). (Sumber: KOMPAS.com/Mochamad Sadheli)

Proyeksi Lini Depan dan Ikatan Jangka Panjang STY

Melihat babak pertama semalam, dimana Hokky Caraka, Rafael Struick dan Witan Sulaeman kesulitan melakukan skema penyerangan, terlihat lini depan butuh strategi baru untuk melakukan serangan.

Gol Marselino Ferdinan ke gawang Irak pada Piala Asia 2023 lalu sebenarnya menunjukkan bagaimana pemain Indonesia bisa untuk melakukan progresi positif dengan bagus. Masalah yang menjadi catatan saya, adalah Coach STY tidak punya pemain kepercayaan di lini depan kecuali Rafael Struick.

Dua pemain di depan selain Struick selalu berganti nama. Ada Dendi Sulistyawan, Dimas Drajad, Hokky Caraka, Ramadhan Sananta, Witan, Egy, bahkan Marselino dan Yakob yang notabene bukan penyerang pernah didorong untuk membantu Struick di depan.

Dalam laga melawan Vietnam, fungsi utama penyerang Timnas Indonesia bagi Coach STY memang bukan mencetak gol, tetapi melakukan counter-pressing. Mereka yang dipasang bersama Struick adalah pelari cepat yang tidak segan melanggar bek lawan melakukan build-up. 

Mungkin inilah alasan taktis Coach STY tidak memanggil deretan penyerang flamboyan seperti Stefano Lilipaly dan Spaso.

Berikutnya tentu fans ingin lini depan Timnas melakukan pembenahan. Bisa jadi, Piala Asia U-23 besok adalah ajang untuk memantapkan trio babak pertama semalam untuk sering bermain bareng. Sananta juga bisa jadi alternatifnya.

Langkah lain, adalah mencari pemain naturalisasi lain di pos penyerang. Saya berharap Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye bisa main di matchday ke-4 melawan Vietnam di Hanoi nanti (26/3/2024).

Karena dengan hadirnya mereka, kita bisa melihat perbedaan apakah Coach STY bisa memberikan variasi penyerangan, atau hanya skeptis dengan taktik "asal menang"nya.

Pada akhirnya, tautan utama dari pembahasan ini adalah pada kesepakatan perpanjangan kontrak STY. Pelatih asal Korea Selatan ini sedianya akan habis masa kontraknya pada Juni 2024 mendatang. 

Dari pihak PSSI terkhusus Erick Thohir, menyatakan bahwa evaluasi akan dilakukan seusai Piala Asia U-23 Qatar bulan depan. Event itu menjadi salah satu dari dua poin utama penilaian kinerja STY selain Piala Asia 2023 lalu.

Secara komparasi, sebenarnya empat tahun masa bakti STY di Indonesia bukanlah waktu yang panjang, lho! Jika melihat kesuksesan Vietnam bersama Park Hang-seo, ia memulai di level kategori umur hingga usai menangani Timnas Vietnam dengan durasi 6 tahun (2017-2023).

Pelatih Jepang Hajime Moriyasu yang menjadi eksekutor proyek jangka panjang Timnas Jepang, memulai melatih Tim Samurai Biru dari 2018 hingga sekarang. JFA (PSSI-ny Jepang) masih menaruh kepercayaan kepadanya kendati hasil buruk di Piala Asia lalu.

Jadi patut ditunggu, bagaimana profesionalisme yang selalu didengungkan Erick Thohir ini akan bermuara? Mengganti STY juga berarti memulai ulang proyek jangka panjang Timnas. Berlebihan? Tidak, karena hingga kini Timnas juga belum punya Direktur Teknik baru lho!

Semoga Coach Shin Tae-yong bisa terus berprestasi bersama Timnas Indonesia, dengan diiringi perkembangan di sektor penyerangan. Sikat Vietnam di Hanoi 26 Maret nanti! Antar Garuda mengudara ke babak selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026!

Salam Olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun