Mulanya ide ke Sumba ini muncul saat kami bereuni di Jakarta. Kebetulan  ada salah satu kawan SMA asal Sumba  sedang di Jakarta dan di sela-sela acaranya turut hadir.Â
Namanya Pater Willy, CSSR. Ia  sharing tentang alam Sumba yang sangat elok dan belum banyak dikunjungi turis dan agenda budaya tahunan Pasola. Dari cerita beliau, kami jadi tertarik untuk ke Sumba.
Singkatnya, kami berlima memutuskan trip ke Sumba ini. Kami pilih akhir Januari tahun itu. Dari Jakarta pesawat kami transit terlebih dulu di Denpasar.Â
Selanjutnya, penerbangan dari Denpasar ke Tambokala yang pada 2022 bernama resmi Lede Kalumbang ini. Menjelang pukul 16.00 waktu setempat kami sudah mendarat di bandara  Tambolaka, Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Koper NyasarÂ
Mereka yang sering bepergian, tentu sering diingatkan soal koper nyasar atau koper terbawa penerbangan yang berbeda. Pengalaman yang kurang menyenangkan ini pertama kali kualami sendiri saat pergi ke Jogja.Â
Naik pesawat yang reputasinya waktu itu paling bagus di antara maskapai domestik. Â Begitu mendarat di Jogja, diberitahu bagasi terbawa ke Makasar.Â
Petugas mempersilakan ambil besok hari. Awalnya agak panik tentu saja. Terpaksa hari itu kudu membeli beberapa potong pakaian darurat. Untungnya di Jogja tidak sulit mendapatkan pakaian sekadar buat sehari.