Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Brand Agency Owner

Pengamat Industri Kreatif. Pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tantangan Supply Chain Proyek Animasi Kolaboratif, Berkaca pada Film "Jumbo"

16 April 2025   23:35 Diperbarui: 17 April 2025   15:26 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Tabel Quality Control (Sumber: hashmicro.com)

Para kolaborator proyek sangat mungkin menggunakan platform yang berbeda-beda untuk mengelola alur kerja masing-masing, mulai dari Shotgrid, Trello, Asana, Notion, dll. 

Pendekatan yang mandiri per studio ini dapat menyebabkan kebingungan tentang tenggat waktu, sistem pembagian serta kepemilikan tugas, dan kemajuan proyek. 

Kurangnya integrasi antara sistem ini dapat menyebabkan progress yang terduplikasi atau berulang secara tidak perlu maupun tenggat waktu yang terlewat. Hal ini dapat merugikan satu atau seluruh pihak dalam kolaborasi.

7. Bottleneck dari Komunikasi Umpan Balik

Tanpa sistem peninjauan terstruktur maupun operator administrasi yang mencatat proses, setiap komunikasi umpan balik cenderung dapat disampaikan secara informal (melalui chat aplikasi obrolan/media sosial pembawa pesan, rangkaian email yang tak berantai di seluruh pemangku kepentingan, atau panggilan telepon yang tak terekam) yang seringkali dapat disepelekan oleh pihak-pihak yang terlibat. 

Hal ini menciptakan kesenjangan dalam komunikasi, revisi yang disalahpahami, dan kesulitan dalam melacak keputusan mana yang sungguh dapat diambil, yang pada akhirnya menunda jadwal proyek dan merusak kendali mutu dari proyek. Oleh karenanya, setiap percakapan bahkan itu dalam jalur informal, apabila itu melibatkan sebuah keputusan, harus ditegaskan untuk tetap tercatat oleh semua pihak agar tidak berlalu begitu saja.

Contoh Tabel Quality Control (Sumber: hashmicro.com)
Contoh Tabel Quality Control (Sumber: hashmicro.com)

8. Masalah Hukum dan Keamanan Hak Kekayaan Intelektual

Dalam lingkungan studio yang memiliki jalur distribusi, adanya data sensitif dan kekayaan intelektual tentu akan diteruskan melalui berbagai jaringan. Tanpa sebuah sistem protokol yang kuat untuk enkripsi data, kontrol akses, dan Perjanjian Kerahasiaan (NDA/Non-Disclosure Agreement), suatu proyek mungkin rentan terhadap kebocoran atau penyalahgunaan—yang menambah risiko pada rantai pasokan kreatif. Hal semacam ini perlu diantisipasi pemangku proyek terlebih apabila melibatkan rotasi studio yang begitu sering.

9. Standar Kualitas yang Tidak Selaras

Studio sering kali berbeda dalam mendefinisikan "selesai"-nya sebuah tahap proses. Apa yang lolos pemeriksaan kualitas (quality control) di satu studio mungkin dapat ditolak di studio lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun