Kegagalan melihat inti masalah ini pada satu titik justru berpotensi akan membuat orang lain bertanya-tanya mengenai kapabilitas seseorang menyelesaikan masalah.Â
Selain itu, fokus permasalahan menjadi teralih dari masalah kualitas dan logo menjadi temperamen sang desainer, dan ini adalah kesan yang buruk bagi seluruh stakeholder dalam proyek jersey tersebut yang dibuktikan dari cuitan Viola.Â
Oleh karenanya, dalam hal ini, pendekatan yang semestinya lebih baik sebenarnya adalah mengatasi komentar tentang kualitas material dan logo dengan cara yang tenang dan profesional.
Kedua, masalah menghiraukan perspektif konsumen. Dalam podcast, coach Justin beserta dua host lainnya secara gamblang menyebutkan bahwa mereka berbicara dari sudut pandang konsumen. Dengan mengabaikan perspektif ini sebagai hal yang tidak relevan, tentunya akan membuat sasaran audiens dari produk tidak dihiraukan dan sangat kecewa, yang tentunya dapat sangat berdampak pada sales.Â
Adanya pengabaian ini dalam perspektif tertentu dapat mengisyaratkan desainer kurang dapat berempati dan malah menunjukkan ketidakpedulian terhadap perspektif konsumen sehingga pada akhirnya gagal mempertimbangkan pengalaman konsumen (consumer experience). Ini sangat bertentangan dengan beberapa pembelajaran ilmu dunia desain sendiri yang terangkum dalam metodologi design thinking yang umum di kalangan desainer maupun manajemen dimana mula-mula seorang desainer harus dapat berempati (empathize) terhadap calon pengguna bahkan sebelum mendesain sebuah produk atau memanajemen sebuah sistem.Â
Selain aspek design thinking sebagai pola pikir, Dalam memanajemen produknya sendiri yang telah dirancang dengan baik, adanya desain customer experience (CX) yang baik jelas harus diikuti oleh seluruh tim di seluruh titik kontak dari customer selama dalam masa konversi hingga setelahnya.Â
Apa maksudnya? Ini berarti seluruh proses dari awal pembuatan hingga kepada masa penjualan jersey timnas tersebut berakhir, integritas harus dijunjung tinggi pada semua pihak yang berkepentingan dalam pemasaran jersey tersebut termasuk desainer sendiri.Â
Jika seluruh jaringan stakeholder dalam sirkulasi supply chain produk ada yang gagal menanamkan nilai good value pada product, brand image, hingga customer service yang baik, proyek dari produk tersebut tentunya akan dapat berimbas fatal. Efek masif ini tentunya jauh melebihi sekedar biaya proyek jasa desain yang dibayarkan pada sang desainer.
Â