Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Brand Agency Owner

Pengamat Industri Kreatif. Pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Menentukan Urgensi Masalah dalam Karya Ilmiah

27 Maret 2024   18:15 Diperbarui: 27 Maret 2024   22:08 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sidang proposal. Sumber: manggumedia.com

Salah satu hal yang sering kali dialami mahasiswa dalam penulisan karya ilmiah adalah bagaimana menentukan urgensi masalah. Mahasiswa sering sekali memiliki ide yang bagus dan berpotensi untuk muncul sebagai sebuah karya inovasi. Meskipun begitu, dalam pengujian karya ilmiah tersebut, bisa sangat terjadi momen dimana mahasiswa kebingungan menentukan apakah topik yang dia angkat benar-benar darurat atau tidak untuk diselesaikan. Bahkan terkadang pertanyaan itu bisa meruntuhkan keyakinan mahasiswa tersebut akan judulnya sendiri sehingga ia akhirnya memutuskan untuk ganti topik.

Pada dasarnya, pernyataan karya ilmiah yang kuat tidak hanya mengidentifikasi suatu masalah tetapi juga menggarisbawahi pentingnya masalah tersebut untuk dapat diselesaikan. Menyampaikan urgensi pertanyaan penelitian kita sangat penting untuk memikat setiap audiens kita, entah itu dosen pembimbing, penguji, maupun orang lain yang melihat presentasi kita dan menekankan perlunya solusi yang kita tawarkan. Urgensi ini juga membuat ide kita yang bagus tersebut menjadi relevan dengan kondisi nyata serta berharga tinggi karena ada keseriusan masalah yang harus diselesaikan dengan cara yang hendak kita ajukan. 

Adapun berikut cara efektif mendefinisikan urgensi masalah dalam penulisan karya ilmiah:

1. Menyoroti Gambaran akan Kelambanan dari Fenomena yang Diambil: Dalam hal ini, kita dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai konsekuensi yang mungkin timbul jika masalah tetap tidak diatasi dengan berbasis data. Gambaran ini dapat berupa pernyataan dikombinasikan data yang menyatakan "apabila fenomena ini tidak ditangani, maka dapat mengakibatkan kerugian finansial, degradasi lingkungan, risiko kesehatan masyarakat, atau kesenjangan sosial". Dukungan akan klaim kita dengan data statistik, data penelitian, dan pendapat para ahli sangat memperkuat penyajian tingkat keparahan dari konsekuensi potensial masalah yang diangkat ini.

Suasana sidang skripsi. Sumber: ft.upnvj.ac.id
Suasana sidang skripsi. Sumber: ft.upnvj.ac.id

2. Penekanan akan Waktu adalah yang Terpenting: Jika masalah yang kita teliti semakin memburuk atau memiliki tenggat waktu tertentu untuk penyelesaiannya, nyatakan hal ini dalam tulisan kita. Ini akan sangat memperlihatkan urgensi dari masalah yang kita ambil untuk diselesaikan. Gunakan frasa seperti "adanya titik kritis", "masalah ini sangat sensitif terhadap waktu", atau terdapat "kebutuhan mendesak akan solusi" untuk menyampaikan sifat urgen dari masalah tersebut. Data yang kita ambil entah berupa grafik atau penelitian sebelumnya akan sangat relevan jika kita menyajikan contoh kegagalan penanganan akan masalah yang terjadi.

3. Urgensi dalam Konteks: Apakah penelitian kita dapat mengatasi masalah tertentu dalam lingkup yang lebih luas? Jika ya, kita dapat membandingkan urgensinya dari masalah yang dituju dengan isu-isu mendesak lainnya dalam bidang tersebut. Dalam hal ini, kita dapat menjelaskan mengapa mengatasi masalah spesifik yang kita angkat ini sama atau bahkan lebih penting dibandingkan masalah lainnya. Misalkan apabila dalam bidang manajemen sumber daya manusia, dan kita hendak mengajukan pentingnya optimasi sumber daya manusia. Kita dapat memberikan gambaran jika tenaga kerja suatu perusahaan tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk kemajuan teknologi di masa depan atau perubahan permintaan pasar, maka perusahaan tersebut menghadapi kerugian kompetitif yang signifikan. Oleh karenanya, kita mengajukan bagaimana mengoptimalkan praktek SDM sebagai hal yang mendesak untuk menjembatani kesenjangan keterampilan ini, dan kita mengajukan solusi melalui pelatihan, program peningkatan keterampilan, atau perekrutan strategis.

4. Kaitkan Urgensi dengan Peluang yang Ada: Sambil menekankan urgensinya, kita juga dapat kemudian membingkai masalah sebagai peluang untuk perubahan atau kemajuan positif. Dalam hal ini, kita perlu menunjukkan bagaimana pemecahan masalah ini dapat memberikan manfaat yang signifikan atau membuka jalan bagi terobosan masa depan di bidang ini. Namun patut diingat, ini dapat dilakukan apabila kita sungguh telah menemukan dan menjabarkan urgensi masalah yang kita angkat.

Suasana sidang proposal. Sumber: manggumedia.com
Suasana sidang proposal. Sumber: manggumedia.com

5. Mempertahankan Objektivitas: Dalam penulisan dan presentasi karya ilmiah, kita tetap perlu mengingat untuk tetap menjaga keseimbangan antara urgensi dan profesionalisme. Menilik kasus SDM di atas, kita tidak bisa langsung tiba-tiba menyatakan "jika tidak segera diatasi dengan cara ini, perusahaan akan bangkrut", "jika tidak diatasi, kompetitor akan merebut talent terbaik kita". Membuat isu dan mengarahkannya menjadi sensasional dapat merusak kredibilitas kita sebagai orang yang melakukan penelitian. Dalam hal ini, biarkanlah fakta dan konsekuensi yang mungkin terjadi tetap apa adanya sesuai data, didukung oleh bukti dari sumber yang dapat dipercaya. Hindari membesar-besarkan urgensinya karena bagaimanapun pendekatan yang lebih terukur akan lebih meyakinkan bagi audiens kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun