Meskipun sering kali di lapangan terdapat taktik pelaksanaan yang tumpang tindih, pada akhirnya, personal branding dan flexing akan selalu dapat terbedakan. Yang satu memberdayakan dan menambah nilai, sementara yang lain mencari validasi melalui citra diri yang berlebihan.Â
Dengan melihat bagaimana tujuan dan dampak yang dihasilkan, tentunya saat kita melihat dan hendak mengikuti influencer, kita pada akhirnya bisa belajar memilih figur dengan bijak, dan akan selalu menyadari bahwa kesuksesan sejati terletak pada keaslian dan kontribusi yang tulus, bukan sekadar kekaguman sekilas yang hanya berdasarkan pada pajangan kosong.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI