Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Utusan Pipit Mati Dikeroyok Sepasang Elang

30 April 2023   10:09 Diperbarui: 30 April 2023   12:03 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maaf, kami menolak suap (dok foto: istockphoto.com)

Sepasang elang (dok foto: unplash.com/Ray Hennessy via idntimes.com)
Sepasang elang (dok foto: unplash.com/Ray Hennessy via idntimes.com)

"Pergilah kepada elang yang menjaga perbatasan negara kita. Mereka adalah kelompok burung yang paling banyak melakukan pembangkangan.

 Mentang-mentang kuat, punya power dan banyak anggotanya, maka mereka membuat diri seolah-olah menjadi negara di dalam negara. 

Saya telah mendengar, bahwa mereka sangat arogan. Sering mematuk burung lain yang lebih lemah dengan paruh mereka yang tajam seperti pisau itu. Juga kadang mencakar dan mencengkeram saat tak diberikan kesempatan kepada mereka. 

Katakanlah kepada elang agar segera menghentikan perilaku yang melanggar hukum kita. Sadarkanlah mereka untuk tidak bertindak di luar hukum yang berlaku di negara kita. 

Atau mereka akan mendapatkan hukuman yang setimpal, demi bangsa burung dan negara kita. Sang raja terlihat berapi-api ketika memberikan perintah kepada sang pipit muda.


Semua yang hadir tertunduk diam. Tak berani mengangkat wajah, apalagi menyela titah sri baginda. Wajah sang raja nampak seperti berkilauan. 

"Ini aku tuanku. Utuslah aku dan aku akan pergi tuan". Sembah si pipit muda lalu beranjak akan mengundurkan diri. 

"Pergilah dan lakukanlah apa yang aku titahkan kepadamu," sahut sang raja lalu bergerak meninggalkan takhta. Semua hadirin pun bubar, setelah sang raja meninggalkan ruang pertemuan.

Lalu pergilah pipit muda ke perbatasan negeri burung. Ia tahu, dimana harus bertemu dengan perwakilan kelompok elang. Mereka adalah sepasang elang setengah tua yang terkenal galak dan bengis. 

Tak ada elang di dalam kelompoknya yang berani membantah sepasang elang ini. Mengangkat diri menjadi raja atas kaumnya, elang. Padahal, mereka berdua hanya diangkat oleh sang raja sebagai wakil para elang, bukan raja atas elang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun