Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Perjalanan Rutin nan Manis, Asam dan Asin

6 Maret 2023   21:17 Diperbarui: 7 Maret 2023   05:23 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pergi dan pulang selalu menyisakan rasa di dalam hati (dokpri)

Entah sudah kali keberapa aku harus melakoni perjalanan rutin ini. Aku tak ingat lagi, sebab tak pernah kucatat. 

Yang kuingat hanyalah senyum ceria isteri dan anak-anak, manakala mereka menjemput kedatanganku.

Pun rasa sedih ketika mengiringi kepergianku tanpa kata. Dengan seenyuman yang terkesan dipaksakan.

Kalau diingat-ingat, perasaan kami seperti permen nano-nano. Ada rasa manis, asam, juga asin. Bercampur-baur. 

Hari ini, 6 Maret 2023. Pukul 03.15 Wita saya dibangunkan oleh isteri. Tanpa bermaksud untuk menyaingi siswa kelas XII dari 2 sekolah yang sedang melakukan uji coba masuk sekolah 05.30 Wita.

 Juga bukan untuk menandingi ASN P dan K NTT yang mulai masuk kerja pukul 05.30 wita pula. Masuk untuk menari bersama, doa bersama dan bersih-bersih sampah, dipimpin langsung oleh kadisnya.

Ini adalah kebiasaan rutin ketika akan bepergian. Sekalipun boarding pukul 06.00 wita, bangunnya tetap pagi. check and recheck barang penting apa yang harus dibawa.

Pagi ini, harus bangun satu Jam lebih awal. Mendampingi isteri membuat sarapan. Sekalian bekal untuk dimakan siang di perjalanan. 

Agak senewen manakala harus menunggu lebih lama di waiting room karena pswt delay (dokpri)
Agak senewen manakala harus menunggu lebih lama di waiting room karena pswt delay (dokpri)

Sementara kedua buah hati kami masih pulas tidurnya. Kupandangi wajah mereka. Tertidur penuh damai. Tanpa beban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun