Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Keterampilan yang Perlu Dimiliki sebelum Menikah

28 Januari 2023   16:48 Diperbarui: 28 Januari 2023   16:58 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru kontrak asal desa Botof, Kab TTU, NTT ini trampil menenun selain mengajar (dok foto: kupang.tribunnews.com)

Apabila ada perempuan yang melakukan pekerjaan-pekerjaan ini, maka sering danggap sebagai orang yang noen atoin (mirip laki-laki). Karenanya, sejak kecil orang tua akan mengarahkan anak laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan yang dianggap sebagai bagian laki-laki. Juga berlaku sebaliknya. Anak gadis akan diajarkan untuk mengerjakan bagian yang dianggap cocok bagi mereka, perempuan.

Kerajinan tangan yang harus dikerjakan oleh seorang ayah, adalah membuat tali tambang untuk mengikat sapi, kerbau, kambing dan kuda. Cara membuatnya, memintalnya secara rapi hingga lebih kurang 10 meter. Beberapa keahlian lain, membuat pelana kuda yang tak dimiliki oleh semua orang.

Selain itu, beberapa kerajinan tangan yang masuk pada urusan kaum pria adalah membuat aneka sendok dan irus dari tempurung kelapa atau kayu, bale-bale atau tempat tidur, meja makan dan tempat duduk.

Perempuan: memasak, menenun dan menganyam

Pekerjaan utama seorang perempuan atau ibu adalah mengolah dan memasak makanan untuk seluruh anggota keluarganya. Pagi hari, ia harus bangun lebih awal dan menyibukkan diri di dapur. Menjerang air, menanak nasi atau bahan lain yang perlu dimasak bagi keluarga. Juga menumbuk padi, atau jagung untuk dijadikan jagung bose.

Perempuan Timor di kampung harus pandai menumbuk padi  hingga mendapatkan beras untuk ditanak (dok pribadi)
Perempuan Timor di kampung harus pandai menumbuk padi  hingga mendapatkan beras untuk ditanak (dok pribadi)

Sering kali,  mereka hanya memasak sebanyak dua kali. Pagi sekaligus untuk siang, dan di sore hari untuk makan malam sekeluarga. Jika suami telah pergi ke kebun lebih awal karena harus terlebih dahulu melihat ternaknya, maka si ibu baru akan menyusul membawa makanan di kebun.

Kadang, makan siang baru akan dimasak di kebun sambil mengerjakan pekerjaan yang perlu dilakukan di kebun. Misalnya menanam padi, jagung atau mencabut gulma ketika rerumputan tersebut tumbuh dan mendominasi kebun mereka.

Menenun itu sesuatu yang harus dilakukan oleh seorang ibu. Perempuan yang telah menikah, tetapi tidak terampil menenun kain, dianggap tidak rajin. Seringkali dipergunjingkan oleh tetangga yang suka kepo pada orang lain.

Selain memasak dan menenun, keterampilan menganyam pun harus dipelajari. Keterampilan ini sangat penting dalam kehidupan berkeluarga di kampung-kampung yang ada di daratan Pulau Timor. Lagi-lagi, seorang ibu akan dicap kurang rajin, manakala tak pandai menganyam tikar, membuat bakul dan nyiru, termasuk kipas api.

Pekerjaan memasak, menenun, dan menganyam itu adalah ranah kaum ibu. Jika ada pria yang melakukannya, maka ia dianggap lebih feminin atau orang-orang kampung menamakannya noen bife (mirip perempuan). Namun, sebenarnya tidaklah demikian. Hanya karena sudah menjadi tradisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun