Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupku, kuhabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

3 Keterampilan yang Perlu Dimiliki sebelum Menikah

28 Januari 2023   16:48 Diperbarui: 28 Januari 2023   16:58 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru kontrak asal desa Botof, Kab TTU, NTT ini trampil menenun selain mengajar (dok foto: kupang.tribunnews.com)

Meskipun kini sudah hampir tak ada lagi, dahulu ada beberapa syarat bagi seorang perempuan dan laki-laki ketika memilih untuk berumah tangga. Salah satu syarat tersebut, berkaitan dengan keterampilan.

Ya, pernikahan tak semata-mata dilihat dari aspek kematangan biologis. Tetap dipertimbangkan juga, persiapan lain sebagai bekal saat seorang pria dan wanita menikah dan membentuk keluarga baru.

Dalam kehidupan berumah tangga di kampung saya, sebagian besar kebutuhan hidup,  utamanya pangan, sandang dan papan harus dikerjakan secara mandiri. Hanya barang-barang tertentu yang tak dapat diproduksi saja yang dibeli.

Layaknya kehidupan berumah tangga di daerah lain, kebiasaan atau aturan tak tertulis yang sudah menjadi tradisi adalah pembagian kerja antara pria dan wanita. Berikut ini, tiga keterampilan utama dari pria dan perempuan yang perlu dilatih sebagai bekal ketika membentuk rumah tangga baru.

Pria: berkebun, membuat rumah, dan kerajinan tangan

Berkebun, adalah pekerjaan utama kaum pria yang hidup di pedesaan. Sebagai kepala keluarga, setiap tahun seorang bapak harus membuka lahan baru untuk ditanami dengan aneka tanaman pangan, terutama dengan padi, jagung dan ubi kayu.

Proses pembuatan kebun, terdiri atas beberapa tahapan. Ada tahap yang memang lebih banyak dikerjakan oleh pria, yaitu menebas semak, memanjat dan memotong kayu, membakar lahan dan membuat pagar sekeliling kebun.

Sementara pekerjaan lain seperti membakar sisa-sisa potongan semak yang tak terbakar, menanam, mencabut gulma hingga panen, biasanya dikerjakan secara bersama-sama. Tak hanya bersama isteri, tetapi seluruh anggota keluarga yang sudah bisa bekerja, akan dkerahkan semuanya ke kebun untuk bekerja.

Membuat rumah, juga menjadi tanggung jawab seorang ayah atau calon ayah. Mengumpulkan ilalang untuk atap rumah dan kayu untuk konstruksi rumah menjadi tanggung jawab utama pria. Termasuk, saat membuat atap rumah, hanya kaum pria yang naik untuk mengatap. Sementara para ibu akan memasak, atau jika tak ada tenaga yang membantu bapak saat mengatap rumah maka mereka akan mengambil alih peran tersebut, sebagai kenek.

Para pria bergotong-royong mengatap rumah adat di Kabupaten Belu, NTT (dok foto: kupang.antaranews.com)
Para pria bergotong-royong mengatap rumah adat di Kabupaten Belu, NTT (dok foto: kupang.antaranews.com)

Masih terkait dengan panjat-memanjat pohon atau sesuatu yang perlu diambil di ketinggian. Kaum ibu, dianggap kurang sopan ketika mereka harus memanjat pohon atau mengatap rumah. Namun ada juga beberapa orang yang terpaksa memanjat pohon karena tak ada pilihan, misalnya hidup menjanda. Mau tidak mau, ia harus melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun