Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Quo Vadis Pertanian Indonesia?

25 September 2022   20:10 Diperbarui: 26 September 2022   08:01 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani sedang memanen hasil pertaniannya. (Dok. Pexels/Pat Whelen via kompas.com) 

Petani-petani kita, masih mengerjakan lahan pertanian dengan teknik tradisional. Di samping itu, teknik bertani pun masih lebih banyak mengandalkan pengalaman turun-temurun. Dilihat-lihat, sebagian kurang tepat mengaplikasikan teknik pertanian.

Petani sawah misanya, selalu menaikkan jumlah pupuk setiap tahun untuk luas lahan yang sama. Atau menambah dosis pestisida dalam memberantas hama tanaman. 

Di lain pihak, kehadiran penyuluh pertanian tidak begitu membantu. Mereka lebih cenderung mengumpulkan data sebagai laporan ke atas.

Faktor keempat, pertanian dianggap sebelah mata 

Sebagian kalangan menganggap, pertanian berhubungan dengan sesuatu yang kotor. Pertanian juga dianggap sebagai pekerjaan yang tak mampu memenuhi kebutuhan hidup.

Stigma ini lalu menimbulkan keengganan bagi generasi muda untuk menekuni sektor pertanian sebagai pekerjaan utamanya. Pertanian, hanya dianggap sebagai pekerjaan sementara sambil mencari pekerjaan baru yang menurut mereka lebih menjanjikan.

Sekali lagi, Quo Vadis Pertanian Indonesia?  Meninggalkan sektor ini dan beralih ke industri non pertanian, ataukah memberi perhatian yang lebih serius lagi bagi sektor pertanian agar memberi kontribusi yang lebih berarti lagi bagi negara Indonesia?

Yang pasti, dibutuhkan perhatian yang lebih besar dari pemerintah. Tak sekedar wacana, tetapi berkomitmen untuk menjalankannya. 

Tentu saja, dengan bekerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk pemilik modal, swasta dan segenap masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang menekuni sektor pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun